Djawanews.com – Akademisi dan pengamat politik Rocky Gerung merespon pengakuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang telah membaca isi WhatsApp Grup (WAG) milik para anggota TNI dan Polri.
Seperti diketahui, pada Selasa, 1 Maret 2022 Presiden Jokowi menghadiri pembukaan Rapat Pimpinan TNI dan Polri Tahun 2022 di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.
Dalam Rapat Pimpinan tersebut Jokowi meminta agar para anggota TNI dan Polri agar tidak terlibat dalam urusan demokrasi di Indonesia.
Jokowi menegaskan bahwa baik TNI maupun Polri tidak bisa sebebas masyarakat sipil sehingga tak bisa ikut campur dalam urusan demokrasi.
"Tidak bisa yang namanya tentara, yang namanya polisi. Tidak ada yang namanya bawahan itu merasa bebas, tidak sama dengan atas, eh tidak boleh," ujarnya, dikutip dari Antara pada Rabu, 2 Maret.
"Oleh sebab itu, saya minta jajaran TNI, Polri untuk bisa memberikan contoh kepada masyarakat urusan satu ini, kedisiplinan nasional, tapi TNI sendiri juga harus berbenah," lanjutnya.
Kemudian, Jokowi pun menyinggung agar para TNI dan Polri beserta istrinya untuk berhati-hati dalam menggunakan media sosial seperti WhatsApp (WA).
"Hati-hati ibu-ibu kita juga sama, kedisiplinannya harus sama. Tidak bisa Ibu-Ibu memanggil, mengumpulkan ibu-ibu lain untuk memanggil penceramah semaunya atas nama demokrasi," katanya.
"Makro, mikro harus kita urus juga. Tahu-tahu undang penceramah radikal, nah, hati-hati. Juga hal kecil-kecil tapi harus mulai disiplinkan, di WA grup. Saya lihat di WA grup. Kalau di kalangan sendiri, kalau dibolehkan dan kalau diteruskan hati-hati," paparnya.
Menanggapi hal tersebut, pengamat politik Rocky Gerung pun menyoroti pernyataan Jokowi yang melihat WA grup milik istri TNI dan Polri.
Menurut Rocky Gerung, apa yang dilakukan Jokowi adalah contoh tindakan yang kepo tanda parno.
"Ini gila ini. Ini namanya kepo tanda parno. Kan ngapain ngepoin WA grup keluarga TNI? Kan itu bukan resmi kan. Itu kan hanya chatting antara ibu-ibu yang kemudian kesenggol dengan isu IKN dan bergurau disitu," kata Rocky Gerung.
Akademisi ini pun menduga bahwa Presiden Jokowi menjadi merasa tidak didukung atas obrolan tersebut.
"Kan itu pembicaraan internal di kalangan WA grup, dan itu sebetulnya tidak sopan kalau presiden nguping pembicaraan disitu," ujarnya.
"Jadi kalau sampai soal-soal semacam itu presiden ikut campur, itu artinya kepercayaan diri beliau udah terganggu. Dia mencurigai semua hal, itu bahaya itu," papar Rocky Gerung.