Djawanews.com – Istilah “Revenge Tourism” belakangan ini mulai marak diperbincangkan. Secara harfiah “Revenge Tourism” diartikan sebagai “Perjalanan Wisata Balas Dendam”. Konsep ini merujuk pada dampak dari pandemi COVID-19 dimana masyarakat selama ini telah terbiasa berwisata.
Dikutip dari Tourism Teacher pada Jumat, konsep Revenge Tourism pertama kali muncul pada tahun 2022. Dampak dari pandemi COVID-19 yang menutup sebagian besar bisnis di sektor perjalanan dan pariwisata. Perbatasan antarnegara di seluruh dunia ditutup, lockdown, hingga persyaratan karantina yang membuat peluang untuk bepergian menjadi sangat sedikit, membuat masyarakat jenuh.
Akibat dipaksa untuk tinggal di satu tempat cukup lama, orang-orang mulai ‘ingin balas dendam’. Masyarakat ingin menebus waktu mereka yang hilang. Mereka juga ingin melalukan perjalanan yang terpaksa dibatalkan di masa sebelum pandemi. Mereka ingin keluar melihat dunia yang telah lama ditinggalkan. Di tengah pandemi, masyarakat merasa berwisata menjadi hal yang sangat penting.
Untuk itu, penting bagi pelaku wisata untuk mempersiapkan diri menyambut tren ini.
Director of Hotel Partners RedDoorz Indonesia, Yudhistira melalui keterangannya mengatakan, “Beberapa strategi pun dipersiapkan dan sudah terlaksana dalam menyambut tren Revenge Tourism yang diprediksi akan terjadi di tahun 2022.”.
Lebih lanjut bagi para pelaku hospitality seperti RedDoorz, Yudhistira melihat bahwa era digitalisasi saat ini tentu sangat penting bagai para pemilik properti untuk memahami digital marketing.
Selain karena anggaran yang diperlukan lebih terjangkau serta dapat menjangkau pasar yang lebih luas, strategi digital marketing dapat memudahkan para calon konsumen untuk memperoleh informasi yang lebih jauh dan memahami produk dan jasa yang ditawarkan.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno juga angkat bicara terkait fenomena revenge tourism. Sandiaga Uno mengingatkan masyarakat untuk tidak lengah, sebab pandemic COVID-19 belum berakhir bahkan varian virus Omricon baru-baru ini bermunculan.
Sandiaga Uno mengatakan, “Kami menyikapi ini dengan mendorong, sosialisasi agar masyarakat berhati-hati dan waspada dalam berkegiatan berwisata karena kita ini masih di tengah pandemi, dan saya nyatakan, gelombang selanjutnya tidak bisa kita elakkan, hanya bisa kita antisipasi dengan baik. Varian baru akan terus berdatangan, karena virus tersebut bermutasi.”
Lebih lanjut Sandiaga mengimbau agar masyarakat melakukan vaksin untuk mempercepat herd immunity. Dengan begeitu, revenge tourism bisa dikelola dengan baik dan tetap terkendali.
Dapatkan berita menarik lainnya serta berita terbaru setiap harinya, hanya di Djawanews. Jangan lupa ikuti Instagram Djawanews.