Djawanews.com – Hari ini, Selasa (5/5/2020), legenda campursari dari Solo sekaligus God Father of Broken Heart, Didi Kempot, menghembuskan napas terakhirnya pada pukul 07.30 WIB. Ia meninggal pada umur 53 tahun. kepergian patron campursari Indonesia ini tentu jadi pukulan tersendiri bagi Sobat Ambyar, nama fans Didi Kempot, yang tersebar di Indonesia. Untuk mengenangnya, Djawanews akan merangkum profil Didi Kempot.
Profil Didi Kempot
1. Biodata Didi Kempot
Didi Kempot sejatinya bukan nama asli. Ia memimiliki nama lengkap Dionisius Prasetyo. Nama Didi Kempot adalah nama panggung yang merupakan singkatan dari Kelompok Pengamen Trotoar. Grup itu pula yang membawa Didi Kempot dari Surakarta ke Jakarta, dan dari trotoar ke panggung besar.
Lahir di Surakaryta pada 21 Desember 1966. Bakat seninya ternyata tidak muncul begitu saja. Ia mendapatkannya dari seorang senimal tradisional yang mashur, Ranto Edi Gudel, atau biasa dikenal dengan Mbah Ranto. Sang kakak Didi Kempot, Mamiek Prakoso, juga merupakan seniman legendaris. Ia dikenal sebagai pelawak di grup Srimulat.
Didi Kempot memiliki beragam julukan lain yang disematkan oleh para penggemar campursari, seperti Bapak Loro Ati Nasional dan Bapak Patah Hati Indonesia.
2. Karir Didi Kempot
Didi Kempot memulai karir sebagai musisi jalanan pada tahun 1984 hingga tahun 1986 di Kota Solo. Dalam perjalanan karirnya, Didi pelan tapi pasti mulai hijrah ke Jakarta dari tahun 1987 hingga tahun 1989. Di Ibu Kota ia sempat menitipkan kaset rekaman ke studio musik yang ia jumpai.
Bahkan legenda campursari tak luput dari kegagalan dan penolakan. Namun kegigihan Didi Kempot membuatnya berhasil menarik perhatian label Musica Studio’s.
3. Lagu Didi Kempot
Album Didi Kempot lahir pertama kali pada tahun 1989. Salah satu lagunya yang berjudul Cidro, jadi lagu yang paling populer hingga saat ini. tak butuh waktu lama, Didi Kempot mulai diminta bernyanyi dari panggung ke panggung. Bahkan pada tahun 1993 ia mulai tampil di luar negeri, mulai dari Suriname, Amerika Selatan, lalu Eropa.
Lagu Didi Kempot yang berjudul Layang Kangen direkam di Rotterdam, Belanda pada tahun 1996. Lalu pada tahun 1999 Didi Kempot mengeluarkan lagu yang tak kalah legendaris yakni Stasiun Balapan.
Ada beberapa lagu Didi Kempot baru dan banyak digemari milenial, yakni sebagai berikut.
- Pamer Bojo
Lagu Pamer Bojo dirilis pada tahun 2016 dan jadi salah satu lagu baru yang hingga kini banyak dilantunkan musisi-musisi lain. Lagu ini bercerita tentang kerinduan seorang suami yang telah bercerai dengan istrinya, namun mengalami kerinduan yang hebat.
Setelah mencari kabar mantan istrinya, ia justru menjumpai sang mantan telah bersuami. Dari sini inspirasi Pamer Bojo muncul.
- Banyu Langit
Lagu Didi Kempot ini juga dirilis pada 2016 silam. Lagu ini juga jadi favorit bagi penggemar dan sering dinyanyikan penyanyi cover lain. Banyu Langit bercerita tentang keteguhan hati seseorang laki-laki yang ditinggal oleh pasangannya. Rasa rindu dan ingin berjumpa terus melanda. Meski ditunggu dalam waktu lama, sang pasangan tak kunjung datang.
4. Menikah dengan Pasangan Duetnya
Yang tak banyak diketahu oleh penggemarnya bahwa Didi Kempot menikah dengan Yann Vellia, yang merupakan teman duetnya di beberapa panggung. Didi Kempot dan istrinya juga sempat merilis lagu yang berjudul Modal Dengkul, Ora Nganteng, Perawan Kalimantan, dan beberapa lagu lainnya.
Saat menikah dengan istrinya, kabar yang paling santer terdengar adalah Didi Kempot Mualaf. Dikabarkan bahwa legenda campursari itu mulalaf pada tahun 1997. Dionisius Prasetyo dan Yann Vellia memiliki perbedaan umur yang cukup jauh, yakni 20 tahun. Istri legenda campursari itu sendiri lahir pada 28 November 1981.
5. Penghargaan Didi Kempot atas Karya Campursari
Sampi hari ini, Didi Kempot telah menciptakan lagu sekitar 700 lagu. Ratusan lagu itu ada yang dirilis dan ada yang tidak. Lagu-lagunya memang menggunakan bahasa Jawa sebagai salah satu ciri lagu campursari.
Sedangkan total album Didi Kempot kurang lebih 23 buah, termasuk Sewu Kutha, Stasiun Balapan, Tanpa Sliramu, Eling Kowe, dan juga Suket Teki. Dari karya-karyanya ia berhasil menyabet berbagai penghargaan, yakni sebagai berikut.
- Penyanyi Terbaik, Anugerah Musik Indonesia tahun 2001
- Lagu Dangdut Etnik Terbaik, Anugerah Dangdut TPI tahun 2002
- Karya Produksi Tradisional Terbaik, Anugerah Musik Indonesia tahun 2003
- Karya Produksi Lagu Berbahasa Daerah Terbaik, Anugerah Musik Indonesia tahun 2010
- Solo, Duo/Grup Dangdut Berbahasa Daerah, Anugerah Musik Award tahun
- Penghargaan bagi Maestro Campursari, Indonesian Dangdut Award tahun 2019
6. Saat Terakhir Didi Kempot
Sang kakak Didi Kempot, Lilik, mengatakan bahwa adiknya meninggal diduga karena kelelahan. Pasalnya ia memiliki jadwal padat agenda bermusiknya. Sejumlah pihak justru mengaitkan kematian Didi Kempot karena jantung.
Di luar hal tersebut, God Father of Broken Heart, Didi Kempot, berhasil memberikan kesan baik kepada generasi milenial bahwa lagu campursari adalah sesuatu yang bisa diterima siapa saja. Selamat jalan, Maestro Campursari Indonesia.