Djawanews.com – Presiden Rusia Vladimir Putin dalam konferensi pers terbaru di kota Vostochny Cosmodrome mengatakan pembicaraan damai dengan Ukraina menemui jalan buntu (dead end).
"Kami kembali ke situasi buntu," tegas Putin, dikutip dari CNBC Indonesia, Rabu 13 April.
Pernyataan tersebut bukanlah tanpa sebeb. Putin menyebut Kyiv telah menggagalkan pembicaraan damai dengan melakukan apa yang dia katakan sebagai "klaim palsu atas kejahatan perang Rusia".
Hal itu terkait pembantaian warga sipil di Bucha, yang memakan korban hingga 300 jiwa. Padahal, ujarnya, Rusia telah memberi jaminan keamanan untuk seluruh Ukraina.
Kemudian Putin mengaitkan laporan Bucha dengan perang Suriah dan Afghanistan. Ia menuturkan penghancuran justru dilakukan Amerika Serikat (AS).
"Pernahkah Anda melihat bagaimana kota Suriah ini berubah menjadi puing-puing oleh pesawat Amerika? Mayat tergeletak di reruntuhan selama berbulan-bulan membusuk," kata Putin.
"Tidak ada yang peduli. Tidak ada yang memperhatikan," lanjutnya.
"Tidak ada keheningan seperti itu ketika provokasi dilancarkan di Suriah, ketika mereka menggambarkan penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Assad. Kemudian ternyata itu palsu. Ini adalah jenis palsu yang sama di Bucha," jelasnya.
Rusia juga, katanya lagi, tidak memiliki pilihan selain perang karena harus membela penutur bahasa Rusia di Ukraina Timur. Ini juga demi mencegah kondisi "anti Rusia" karena posisi pemerintah saat ini.
Di kesempatan yang sama, ia pun mengatakan serangan pasukan Rusia akan terus dilakukan. Ia percaya tentara Kremlin akan menang.
"Tentu saja, saya tidak ragu sama sekali," ujarnya soal kemungkinan serangan Rusia berhasil sesuai tujuan.
Rusia menyerang Ukraina sejak 24 Februari. Sejak saat itu ribuan orang dilaporkan tewas dan 4 juta telah mengungsi dari Ukraina.