Djawanews.com – Terungkap ada agenda besar negara Barat dan Amerika Serikat dalam perang Rusia vs Ukraina. Hal itu dibocorkan oleh Media China yang menyebut perang Rusia-Ukraina sudah masuk dalam "buku panduan" negara-negara Barat dan Amerika Serikat.
Bahkan disebutkan negara-negara Barat dan Amerika Serikat mendapatkan keuntungkan dari perang yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina.
Hal itu dikabarkan menurut klaim liar yang dibuat oleh koran China, The Global Times.
Negara-negara Barat mendapatkan keuntungan dari perang di Ukraina dengan sanksi yang diterapkan ke Rusia sebagai bagian dari "buku panduan".
Klaim ini dibuat oleh China, seperti dilaporkan oleh Daily Star.
Sementara itu news.com.au melaporkan artikel dari The Global Times tersebut, yang mengecam gagasan untuk memaksakan boikot lebih lanjut di Rusia karena mengklaim langkah itu adalah bagian dari rencana AS.
“Untuk menjaga agar krisis Rusia-Ukraina jauh dari berakhir adalah tujuan yang jelas dari AS dan negara-negara Barat karena AS dan Uni Eropa sedang mempertimbangkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia setelah dugaan 'kejahatan perang' yang tidak diverifikasi di Bucha terungkap," demikian papar laporan media China tersebut, dilansir dari Intisari Online.
Cerita dari Global Times termasuk kutipan dari akademisi China yang mengklaim sanksi akan menguntungkan AS.
Direktur Institut Hubungan Internasional Renmin University of China Wang Yiwei mengatakan ketegangan antara Rusia dan Ukraina sesuai dengan "buku panduan" AS.
Direktur riset energi ekonomi Xiamen University Lin Boqiang berupaya menjelaskan bagaimana negara-negara Barat dapat diuntungkan dari perang ini.
"Dalam kasus apapun, AS menjadi pemenang besar ketegangan Rusia-Uni Eropa. AS telah mencoba menjual gas mereka ke Uni Eropa. Mereka tidak bisa menjual gasnya karena harga yang terlalu tinggi," ujar Lin.
Rusia sudah dihantam oleh hukuman ekonomi besar dan ratusan perusahaan swasta telah berhenti bekerja dengan Rusia sejak serangan pada 20 Februari 2022.
Uni Eropa telah mengibarkan sanksi masa depan, dengan AS dan negara-negara NATO kemungkinan mengikuti, setelah tuduhan kejahatan perang diberikan kepada Rusia.
Gambar-gambar mengerikan telah muncul setelah Rusia diklaim menyerang kota Bucha dekat Kyiv, dengan klaim bukti pembunuhan dan pemerkosaan massal oleh tentara Rusia dan PBB dikirim untuk menginvestigasi.
Artikel Global Times dipublikasikan saat negara-negara Barat mempertimbangkan pemberian sanksi baru.
Kepala Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan proposal sanksi di masa depan termasuk larangan impor batu bara, larangan kapal Rusia memasuki pelabuhan Uni Eropa dan larangan pada perusahaan Rusia memperebutkan kontrak Uni Eropa.