Djawanews.com - Front Perlawanan Nasional (NRF) --kelompok oposisi Afghanistan paling menonjol yang muncul sejak Taliban berkuasa-- memenuhi janji untuk terus mempertahankan Lembah Panjshir. Mereka baru saja berhasil menewaskan delapan pejuang Taliban yang datang menyerang Lembah Panjshir.
Pasukan Taliban dan NRF baru saja terlibat bentrok di lembah Panjshir. Taliban kehilangan delapan prajuritnya.
Daerah ini memang menjadi sisa terakhir tanah Afghanistan yang belum berhasil direbut kelompok Taliban. Perjuangan mereka dipimpin Ahmad Massoud.
Lokasi wilayah ini ada sekitar 150 kilometer timur laut dari ibu kota, Kabul. Lembah Panjshir ada di sisi timur Afghanistan, berbatasan langsung dengan Pakistan,
Di sana sekarang ada beberapa anggota senior pemerintah yang digulingkan, seperti Wakil Presiden Amrullah Saleh dan mantan Menteri Pertahanan Bismillah Mohammadi. Saleh telah menyatakan dirinya sebagai presiden sementara setelah Presiden Ashraf Ghani meninggalkan negara itu.
Dilansir dari The Canberra Times, Selasa 31 Agustus, Fahim Dashti, juru bicara Pasukan Perlawanan Nasional mengatakan pertempuran itu terjadi di pintu masuk barat ke lembah.
Selain menewaskan delapan orang, jumlah yang sama di Taliban juga luka-luka. Sedangkan dua anggota NRF dilaporkan terluka.
Serangan ini menjadi ujian bagi NRF ketika mereka berusaha mati-matian mempertahankan lembah itu.
Pertahanan Lembah Panjshir
Para pejuang Afghanistan banyak yang mengenakan seragam kamuflase militer. Mereka berkeliling daerah itu dengan Humvee dan truk teknis buatan AS. Termasuk pikup dengan senapan mesin terpasang di bagian belakang.
Banyak yang membawa senapan serbu, granat berpeluncur roket, dan walkie-talkie. Beberapa berpose di kendaraan mereka dengan latar belakang dramatis puncak yang tertutup salju di lembah, yang dimulai sekitar satu jam di utara Kabul.
“Kami akan menggosok wajah mereka ke tanah,” kata seorang pejuang di sebuah posisi di ketinggian Panjshir, mencatat kemenangan masa lalu melawan Taliban.
Lembah strategis – terutama dihuni oleh etnis Tajik – menawarkan titik pertahanan alami, dengan pintu masuk sempit di bawah bayang-bayang pegunungan tinggi.
“Jika panglima perang Taliban melancarkan serangan, mereka tentu saja akan menghadapi perlawanan keras dari kami,” ucap Ahmad Massoud.