Djawanews.com - Senapan mesin, mortir dan pos pengawasan sudah terpasang membentang di Lembah Panjshir. Para pejuang yang tersisa siap mempertahankan lembah ini agar tak bisa dikuasai kelompok Taliban.
Di lembah ini berdiam Front Perlawanan Nasional (NRF) – kelompok oposisi Afghanistan paling menonjol yang muncul sejak Taliban merebut Kabul sembilan hari lalu. Mereka menjaga mati-matian Lembah Panjshir agar Taliban gagal menguasai 100 persen Afghanistan.
Daerah ini memang menjadi sisa terakhir tanah Afghanistan yang belum berhasil direbut kelompok Taliban. Perjuangan mereka dipimpin Ahmad Massoud.
Wilayah ini ada sekitar 150 kilometer timur laut dari ibu kota, Kabul. Lembah Panjshir ada di sisi timur Afghanistan, berbatasan langsung dengan Pakistan,
Di sana sekarang ada beberapa anggota senior pemerintah yang digulingkan, seperti Wakil Presiden Amrullah Saleh dan mantan Menteri Pertahanan Bismillah Mohammadi. Saleh telah menyatakan dirinya sebagai presiden sementara setelah Presiden Ashraf Ghani meninggalkan negara itu.
Dilansir dari Al Jazeera, para pejuang Afghanistan banyak yang mengenakan seragam kamuflase militer. Mereka berkeliling daerah itu dengan Humvee dan truk teknis buatan AS. Termasuk pikup dengan senapan mesin terpasang di bagian belakang.
Banyak yang membawa senapan serbu, granat berpeluncur roket, dan walkie-talkie. Beberapa berpose di kendaraan mereka dengan latar belakang dramatis puncak yang tertutup salju di lembah, yang dimulai sekitar satu jam di utara Kabul.
“Kami akan menggosok wajah mereka ke tanah,” kata seorang pejuang di sebuah posisi di ketinggian Panjshir, mencatat kemenangan masa lalu melawan Taliban.
Rekan-rekannya kemudian mengangkat tinju mereka dan meneriakkan "Tuhan itu hebat".
Lembah strategis – terutama dihuni oleh etnis Tajik – menawarkan titik pertahanan alami, dengan pintu masuk sempit di bawah bayang-bayang pegunungan tinggi.
“Jika panglima perang Taliban melancarkan serangan, mereka tentu saja akan menghadapi perlawanan keras dari kami,” ucap Ahmad Massoud.