Djawanews.com – Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) mengatakan program cek kesehatan gratis dapat membantu setiap warga menghemat biaya pemeriksaan kesehatan hingga lebih dari Rp1 juta.
Diketahui, program ini memberikan layanan skrining kesehatan dasar secara gratis, sehingga masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk mengetahui kondisi kesehatan mereka.
“Nilainya (penghematan biaya cek kesehatan setiap orang) kalau dikonversi ya sekitar Rp1 jutaan kalau mereka harus bayar (sendiri) gitu,” ucap Deputi I Bidang Materi Komunikasi dan Informasi PCO Muhammad Isra Ramli dilansir ANTARA, Senin, 10 Februari.
Namun, ia menyatakan nilai penghematan pasti per individu berbeda-beda, mengingat setiap peserta program mendapatkan layanan pemeriksaan khusus yang disesuaikan dengan usia dan beban penyakit terbanyak pada setiap kelompok usia sasaran.
Untuk bayi baru lahir, akan dilakukan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) atau kekurangan hormon tiroid sejak dalam kandungan serta skrining G6PD, enzim yang penting dalam menjaga sel merah agar tetap sehat.
Balita dan anak prasekolah akan menjalani pemeriksaan pertumbuhan, perkembangan serta deteksi dini terhadap penyakit seperti tuberkulosis, gangguan pendengaran, masalah mata, gigi, talasemia, dan gula darah.
Pada usia dewasa, pemeriksaan akan mencakup evaluasi terhadap faktor risiko kardiovaskular dan paru, seperti tuberkulosis dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Selain itu deteksi dini terhadap kanker payudara, kanker leher rahim, kanker paru, dan kanker usus, fungsi indera, serta kesehatan jiwa dan calon pengantin.
Sementara itu, pemeriksaan pada masyarakat lanjut usia (lansia) akan difokuskan pada deteksi masalah kesehatan umum, seperti geriatri (kesehatan usia lanjut), gangguan kardiovaskular, paru, hati, kanker, fungsi indera, serta kesehatan jiwa.
Pemerintah juga berencana untuk menyediakan pemeriksaan kesehatan gratis khusus anak dan remaja usia sekolah serta ibu hamil.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Widyawati menyatakan layanan yang diberikan oleh program cek kesehatan gratis tersebut adalah skrining kesehatan dasar, bukan pengobatan maupun tindak lanjut (follow up).
Ia menyatakan tujuan dari program tersebut adalah untuk menganalisis apakah ada kondisi kesehatan yang dapat memicu seseorang terjangkit penyakit tertentu.
“Untuk skriningnya sendiri nanti dengan petugasnya, dengan dokternya, itu satu orang (peserta) bisa sekitar 10 menit karena (perlu) ditanya riwayatnya dan segala macam,” jelas Widyawati.
Program cek kesehatan gratis dilaksanakan secara perdana hari ini di 17 puskesmas di wilayah Jabodetabek dan Jawa Timur.
Salah satu lokasi penyelenggaraan program tersebut adalah Puskesmas Tebet, Jakarta Selatan, yang dihadiri oleh Wakil Menteri Transmigrasi (Wamentrans) Viva Yoga Mauladi, Deputi I Bidang Materi Komunikasi dan Informasi PCO Muhammad Isra Ramli, dan Juru Bicara Kemenkes Widyawati.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Puskesmas Tebet Santayana menuturkan biaya yang dihabiskan untuk melakukan deteksi dini kanker rahim, salah satu layanan skrining yang diberikan untuk wanita dewasa, dapat melebihi Rp1 juta.
“Ada satu pemeriksaan deteksi dini kanker rahim yang dilakukan di Puskesmas memakai metode HPV-DNA dan dari brosur-brosur yang pernah saya dapat satu kali pemeriksaan itu Rp1.250.000 kalau di tempat lain,” ujar Santayana.