Djawanews.com – Dari apa yang dapat anda lihat sendiri, banyak sekali berbagai media memberitakan oknum polisi terlibat kejahatan kriminal. Hal tersebut bahkan sampai menjadi sorotan warganet di berbagai media sosial.
Pakar psikologi forensik Reza Indragiri menyoroti banyaknya oknum polisi terlibat kejahatan kriminal dalam beberapa waktu terakhir.
Reza menyebut sejumlah kasus pelanggaran yang dilakukan oknum polisi, seperti perampokan, penyalahgunaan narkoba, dan kejahatan seksual.
“Brutalitas terhadap demonstran, pemeriksaan ponsel warga secara non-prosedural dan non-etis, penersangkaan korban, dan lainnya,” kata Reza kepada JPNN.com, Minggu, 24 Oktober 2021.
Lulusan Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta itu mengaku ngeri membayangkan alokasi anggaran yang besar untuk Polri, tetapi tidak menghilangkan penyimpangan bahkan tindakan pidana yang melibatkan personel Tribrata.
“Masyarakat, termasuk saya, tentu punya harapan bahkan tuntutan bahwa kenaikan anggaran harus diimbangi dengan kenaikan profesionalitas personel Polri,” ucap pria 46 tahun itu.
Oknum Polisi Terlibat Kejahatan, Anggaran Dana yang Besar dari Pemerintah Jadi Pertanyaan
Reza Indragiri juga mempertanyakan alokasi anggaran negara untuk Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Polri. Dia menilai pembenahan sumber daya manusia (SDM) di Polri perlu dilakukan lebih masif lagi karena banyak oknum personel yang melakukan penyimpangan.
Reza juga mengatakan oknum di kepolisian akan selalu ada, tetapi dia mempertanyakan tindak lanjut Polri terhadap para anggota yang berperilaku buruk dan menyakiti masyarakat.
Menurutnya, kapolri sudah memberikan pesan kepada jajarannya untuk menindak para personel yang melakukan pelanggaran. Namun, implementasinya bukan tanpa rintangan.
“Batu sandungan terbesar untuk merealisasikan pesan kapolri itu datang justru boleh jadi dari suasana batiniah yang secara tipikal mengendap pada diri para personel polisi sendiri,” tutur Reza.
Dia mengungkapkan salah satu faktor penghambat ialah kecenderungan untuk menutup-nutupi kekeliruan sejawat dan pemberlakuan sanksi sebatas untuk menggugurkan kewajiban.
“Andaikan pelanggaran demi pelanggaran tak kunjung bisa dibasmi, namun sanksi organisasi bahkan pidana tetap dijalankan, maka semoga ini dapat sedikit banyak menjawab kegelisahan masyarakat,” ucap Reza.
Reza menyebut jika ulah oknum personel Polri sebatas menjadi berita menggegerkan di media dan tidak ada penyikapan yang sama seriusnya, maka sikap positif masyarakat terhadap kepolisian akan semakin berkurang.
Pada hasil akhirnya, masyarakat akan enggan melaporkan peristiwa kriminalitas serta mengabaikan hukum dan ketertiban. Dari oknum polisi terlibat kejahatan dan tindak kriminal saja sudah memberikan contoh buruk bagi masyarakat. Ini sudah menjadi krisis dari pihak kepolisian untuk segera mengambil tindakan.
Untuk mendapatkan warta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.