Djawanews.com – Otoritas militer Iran jika diperlukan siap melancarkan serangan terhadap kelompok ISIS. Militer Iran menyebut tidak bisa mentolerir aktivitas ISIS, setelah mengakui bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan 12 orang di Irak, kemarin.
Iran tidak akan mentolerir meningkatnya aktivitas kelompok teroris di utara negara tetangga Irak dan bertekad untuk menyerang mereka jika perbatasannya terancam, Mohammad Pakpour, komandan pasukan darat Korps Pengawal Revolusi Islam, mengatakan pada Hari Senin.
Mengutip Sputnik Senin 6 September, pernyataan Brigjen. Jenderal Pakpour didorong oleh meningkatnya aktivitas kelompok teroris ISIS di Provinsi Kirkuk utara Irak. Pada hari Minggu, anggota kelompok teroris menewaskan 12 orang dalam serangan terhadap polisi federal di desa Tal al-Steih.
"Mengingat meningkatnya ancaman dari teroris dan kelompok bersenjata di Kurdistan, di Irak utara, serta meningkatnya ketidakstabilan di perbatasan Iran, saya menyatakan bahwa Iran tidak akan mentolerirnya dan akan memberikan respons yang diperlukan dan kuat," kata Pakpour kepada IRIB.
"Jangan mengubah wilayah Anda menjadi arena teroris. Saya tegaskan, jika perlu, kami akan menyerang," tegasnya.
Sebelumnya, serangan Hari Minggu yang dilancarkan ISIS di Irak menewaskan 12 petugas kepollsiaan setempat di sebuah pos pemeriksaan keamanan di utara negara itu, mengutip Al Jazeera.
Serangan terjadi di wilayah al-Rashad selatan kota Kirkuk, terjadi tepat setelah tengah malam. Para penyerang pertama kali terlibat dalam konfrontasi militer dengan petugas polisi yang berlangsung sekitar dua jam, menewaskan tiga petugas. Bala bantuan yang datang ke daerah itu tewas dalam penyergapan menggunakan bahan peledak yang ditanam di pinggir jalan.
Terpisah, serangan juga terjadi di hari yang sama, ketika orang-orang bersenjata menyerang sebuah pos pemeriksaan tentara di tenggara kota Mosul, Irak, kata sumber-sumber keamanan.
Senin kemarin, militan ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan pada hari Minggu di sebuah pos penjagaan di dekat Kota Kirkuk. ISIS yang militannya aktif di daerah itu, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu melalui Kantor Berita Amaq di Telegram, mengutip Reuters Selasa 7 September.
Sumber tersebut mengatakan, para penyerang bentrok selama dua jam dengan polisi yang ditempatkan di sebuah desa di kota Rashad, 30 km (18 mil) barat daya Kirkuk.
Militan menggunakan bom pinggir jalan untuk mencegah bala bantuan polisi mencapai pos tersebut, menghancurkan tiga kendaraan polisi.