Djawanews.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tampak tidur di kursinya selama pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett. Momen itu terekam dalam video aneh yang beredar di internet.
Joe Biden diketahui bertemu dengan Naftali Bennet di Gedung Putih pada Jumat, 27 Agustus 2021. Pertemuan itu terjadi untuk pertama kalinya sejak dirinya terpilih menjadi PM Israel. Ada pun pertemuan itu untuk membahas keterlibatan AS dalam kesepakatan nuklir Iran.
Dalam pertemuan itu, Naftali Bennett bertujuan untuk mencegah Joe Biden kembali ke kesepakatan yang ditengahi selama pemerintahan Barack Obama dan kemudian dibatalkan oleh Donald Trump Ketika Iran terus memperkaya uranium lebih lanjut.
Namun, dalam pertemuan itu, Joe Biden tampak tertidur saat PM Israel sedang bicara dengannya.
Joe Biden yang duduk terlihat mengenakan masker dengan tangan tergenggam. Ia tampak mengantuk dan tampaknya mulai tertidur saat Naftali Bennett bicara. Matanya mulai tertutup dan menundukkan kepalanya saat sang PM Israel menjelaskan pentingnya hubungan AS dengan Israel.
"Kisah indah persahabatan AS Israel akan terus berlanjut. Kami berdua yang berusaha berbuat baik dan harus kuat," kata Naftali Bennett.
Tidur Semenit?
Saat sedang bicara, Naftali tampak berusaha melakukan kontak mata dengan Presiden AS tersebut. Momen itu diketahui berlangsung sekitar semenit dan membuat para pengamat bingung dengan kenyataan itu.
Pembawa acara radio LBC Maajid Nawaz menyatakan keheranannya pada video itu. Dia mempertanyakan apa yang dilakukan Joe Biden.
"Tunggu. Apa? Apakah Joe Biden benar-benar tidur saat Perdana Menteri Israel berbicara dengannya?" katanya.
Sementar netizen berkomentar dengan lucu, "Yup ... Dia sudah tidur sejak sebelum pemilihan."
Kepada PM Israel, Joe Biden mengatakan bahwa diplomasi adalah opsi pertama dalam setiap keputusan yang dibuat mengenai kesepakatan nuklir Iran. Tetapi perlu dipertimbangkan opsi lain jika gagal menghidupkan kembali kesepakatan itu.
“Kami mengutamakan diplomasi dan melihat ke mana itu membawa kami. Tetapi jika diplomasi gagal, kami siap untuk beralih ke opsi lain,” kata Joe Biden.
Sejak penarikan AS dari kesepakatan pada 2018, Iran perlahan-lahan membatalkan setiap batasan yang diberlakukan kesepakatan nuklir pada program pengayaan uraniumnya. Iran kini memperkaya sejumlah kecil uranium hingga 63%, hanya sedikit dari yang dibutuhkan untuk membuat senjata nuklir.
Iran menegaskan program nuklirnya damai meskipun ada kemajuan yang mengkhawatirkan dalam upaya produksinya. Iran kini lebih cepat, lebih maju, dan jauh lebih banyak daripada yang diizinkan berdasarkan kesepakatan 2015 lalu.