Djawanews.com - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri angkat suara mengenai pernyataan Presiden Amerika Serikat Joe Biden terkait Ibu Kota Indonesia, Jakarta, yang akan tenggelam dalam 10 tahun ke depan. Menurut Megawati, hal ini perlu menjadi renungan bersama.
Hal itu diungkapkan Megawati saat menyampaikan pidatonya di acara peluncuran Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya Geo-Hidrometeorologi yang digelar DPP PDIP, dari Kantor Pusat PDIP di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (4/8/2021).
"Spesifik, loh, dia bilang Indonesia kalau tidak ini, dia bilang akan tenggelam 10 tahun lagi. Apa enggak garuk-garuk kepala. Apakah yang harus kita lakukan?" kata Megawati.
Baginya, bahkan presiden AS saja bicara mengenai isu itu. Dia mengajak agar para elite di Indonesia juga bicara soal isu yang sama. Betapa pentingnya kesadaran terhadap bencana untuk dihidupi oleh warga Indonesia.
Megawati mengaku sudah melapor ke Presiden Joko Widodo mengenai pernyataan Joe Biden itu. Pemerintah sendiri, demi mengurangi kepadatan penduduk di Jakarta, akan memindahkan ibu kota negara. Rencananya akan dipindah ke Kalimantan Timur.
Presiden Kelima RI itu menyatakan, daratan Jakarta sebenarnya tidak tenggelam. Hanya muka air laut terus meninggi sehingga membuat daratan Jakarta tertutup. Hal itu terjadi juga akibat penyedotan air tanah yang berlebihan, hingga dimasuki oleh air laut yang meningkat.
Putri Bung Karno itu juga mengatakan sudah sejak menjadi Wakil Presiden RI, terus membicarakan isu lingkungan di Indonesia. Sebab Indonesia adalah negara kepulauan, bukan benua. Dan situasi pemanasan global memperburuk situasi. Dan dampaknya tak hanya dirasakan oleh Indonesia. Banyak negara lain di dunia tengah juga mengalami bencana alam yang dulunya tak pernah terjadi.
"Sekarang kita lihat di TV, yang namanya China banyak sekali mengalami banjir, Eropa mulai seperti itu. Itu bukan karena, hanya akibat sungai meluap, tetapi ketika sungai meluap, air laut itu naik. Jadi air sungai tidak bisa ke muara," jelas Megawati.
Ketua Dewan Pengarah BPIP itu juga mengajak semua pihak, khususnya kader PDI Perjuangan, untuk lebih mau tahu dan mengerti mengenai isu lingkungan hidup serta pemanasan global. Dia mencontohkan yang terjadi di NTT baru-baru ini, merupakan akibat dari perubahan iklim.
"Mengatasinya ini harus diukur, diubah. Saya bicara ke presiden, bapak ngomong new normal akibat pandemi ini. Saya kira kita juga akan masuk ke dalam sebuah tatanan new normal, antara lain bidang apa? Ya mengikuti bencana-bencana ini," kata Megawati.
Terlepas dari itu, Megawati mengaku akan selalu berbicara mengenai isu lingkungan hidup tanpa bosan-bosannya. Dia mengaku hal tersebut sebagai kewajibannya sebagai warga bangsa Indonesia.
"Saya enggak mau negaraku kelelep," tegas Megawati.
Di acara itu, hadir jajaran DPP PDIP lainnya. Seperti Sekjen Hasto Kristiyanto, Djarot Saiful Hidayat, Komarudin Watubun, Ribka Tjiptaning, Sadarestuwati, dan Sukur Nababan.
Secara virtual hadir Eriko Sotarduga, Mindo Sianipar, Sri Rahayu, Utut Adianto, Hamka Haq, Rudianto Tjen, Ahmad Basarah, Yanti Sukamdani, dan Yasonna Laoly.
Turut hadir Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dan Kepala BNPP Marsekal Madya Henri Alfiandi.