Djawanews.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani rupanya dikabarkan terus berupaya melakukan pengurangan terhadap porsi pihak asing dari kepemilikan surat utang Indonesia. Hal tersebut disampaikan dan dikonfirmasi oleh Direktur Jenderal Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Lucky Alfirman.
Lucky Alfirman menerangkan bahwa saat ini proporsi kepemilikan asing turun terus, yakni pada tahun 2020 turun menjadi 25%, dan di tahun 2021 turun menjadi 19,3%. Padahal, jika dilihat sebelum pandemi, porsi kepemilikan SBN Indonesia oleh asing mencapai lebih 38%-39%. Jadi secara total, Sri Mulyani telah berhasil menurunkan kepemilikan pihak asing pada surat utang Indonesia hampir senilai 10%, lebih tepatnya 9,7%.
“Artinya kita mengurangi ketergantungan dan kerentanan asing,” ujar Lucky dalam Launching dan Pembukaan Masa Penawaran Obligasi Negara Ritel Seri ORI021, Senin, 24 Januari.
Ide Cemerlang Sri Mulyani: Penurunan Porsi Asing Bikin Rupiah Semakin Kuat dan Tak Mudah Goyah
Dengan penurunan porsi asing, artinya pemerintah tidak lagi khawatir apabila ada gejolak di pasar keuangan global sehingga nilai tukar rupiah tetap kuat dalam kondisi apapun. Lucky juga membeberkan kunci lepas dari ketergantungan asing ialah penguatan basis investor domestik, termasuk yang sifatnya ritel atau individu. Untuk itu, pemerintah terus menggali investor domestik melalui dikeluarkannya SBN ritel.
Terbaru, pemerintah melalui DJPPR Kementerian Keuangan akhirnya resmi meluncurkan Obligasi Negara Ritel atau ORI021 pada Senin (24/01). Tujuan dari peluncuran ORI21 ini yakni untuk penguatan basis investor domestik, termasuk yang sifatnya ritel atau individu, serta mengurangi ketergantungan dari luar (asing). Jadi pencapaian dari Menteri Keungan Sri Mulyani sendiri begitu fantastis bukan?
Dapatkan warta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.