Djawanews.com – Pemerintah sepertinya tak perlu khawatir dan menaruh perhatian terlalu besar pada cicilan utang Indonesia pada tahun 2022. Pasalnya, cicilan utang tahun ini telah menurun cukup signifikan sehingga APBN dapat dikelola sambil leha-leha. Dikabarkan beban utang Indonesia tahun ini yang harus dibayarkan tinggal Rp400 triliun saja setelah turun puluhan triliun.
“Bunga utang pun di 2021 sudah turun dibanding APBN, jadi lebih rendah berapa puluh triliun. Masuk ke 2022 tren akan berlanjut bahkan tren membaik, ada peluang,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu saat berbincang dengan wartawan pada Rabu, 12 Januari.
Selama 2021 bunga cicilan utang Indonesia yang dibayarkan adalah sebesar Rp343,5 triliun. Ini merupakan konsekuensi dari tingginya penarikan utang pada tahun sebelumnya. Bila dibandingkan target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021, realisasi ini lebih rendah, yakni 92%.
Artinya lebih rendah Rp29,8 triliun, didukung oleh yield Surat Berharga Negara (SBN) yang rendah karena turunnya risiko yang dikhawatirkan oleh investor. Salah satunya mengenai nilai tukar rupiah.
“Jadi pengelolaan utang sangat prudent,” imbuhnya.
Cicilan Utang Indonesia Turun Puluhan Triliun, Bank BI Punya Andil Cukup Besar
Bank Indonesia (BI) juga mengambil peran besar dalam hal ini. Khususnya melalui surat keputusan bersama (SKB) antara Kemenkeu dan BI. SKB III berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan 31 Desember 2022. Besaran SBN yang diterbitkan pada tahun 2021 sebesar Rp215 triliun dan tahun 2022 sebesar Rp224 triliun.
Partisipasi BI berupa kontribusi atas seluruh biaya bunga untuk pembiayaan vaksinasi dan penanganan kesehatan dengan maksimum limit Rp58 triliun untuk tahun 2021 dan Rp40 triliun untuk tahun 2022, sesuai kemampuan keuangan BI.
“BI yang masuk dengan SKB 2 dan 3 terakhir itu terutama itu memang berdampak pada biaya bunga yang harus dibayarkan oleh pemerintah,” jelas Febrio.
Jadi untuk sementara cicilan utang Indonesia masih dalam nominal yang rendah karena di bawah dari target yang telah ditentukan. Hal tersebut tentu membuat pemerintah dan masyarakat dapat bernafas cukup dalam untuk mengelola APBN lebih baik lagi. Kira-kira ini semua juga termasuk hasil jerih payah Menteri Keuangan Sri Mulyani atau bukan ya?
Dapatkan warta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.