Djawanews.com – Meningkatnya ancaman invasi Rusia, kata seorang juru bicara pemerintah, Inggris sedang mengerjakan paket dukungan militer dan bantuan ekonomi untuk Ukraina.
Perdana Menteri Boris Johnson akan melakukan perjalanan ke Eropa akhir pekan ini, untuk membangun dukungan guna mengakhiri kebuntuan dengan Rusia. Meskipun tidak ada perincian ke mana PM Johnson akan berkunjung, kantornya mengatakan dia ingin lebih terlibat dengan negara-negara Nordik dan Baltik.
Dilansir Reuters pada Senin juru bicara itu mengatakan, (14/2)"Krisis di perbatasan Ukraina telah mencapai titik kritis. Semua informasi yang kami miliki menunjukkan, Rusia dapat merencanakan invasi ke Ukraina setiap saat,"
Lebih lanjut, juru bicara itu mengatakan, PM Johnson sedang bekerja dengan sekutunya dalam paket dukungan untuk Ukraina yang akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang.
Diketahui, Inggris telah memasok senjata anti-tank dan pelatih militer ke Ukraina, meskipun pasukan itu diperintahkan untuk pergi pada akhir pekan.
"Masih ada peluang untuk de-eskalasi dan diplomasi, dan perdana menteri akan terus bekerja tanpa lelah bersama sekutu kami untuk membuat Rusia mundur dari jurang," kata juru bicara itu.
Dukungan Inggris untuk Ukraina datang ketika PM Johnson bergulat dengan krisis politik domestik terburuk dari jabatan perdana menteri, dengan polisi menyelidiki pesta-pesta penguncian di kantor sekaligus kediaman resminya, Downing Street 10. Dia sedang diinterogasi oleh polisi.
Tuduhan pelanggaran aturan telah merusak otoritas PM Johnson, menyebabkan beberapa anggota parlemen dari Partai Konservatif yang berkuasa serta para pemimpin oposisi menyerukan dia untuk mengundurkan diri.
Sebagai informasi, Amerika Serikat dan Inggris telah mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin dapat memerintahkan invasi sebelum berakhirnya Olimpiade Musim Dingin pada 20 Februari, dalam apa yang akan menjadi krisis keamanan terbesar di Eropa selama beberapa dekade.
Rusia, yang memiliki lebih dari 100.000 tentara di perbatasan Ukraina, telah membantah tuduhan mereka mungkin berencana untuk menyerang. Sebaliknya, mereka menuduh negara-negara Barat menyebarkan kebohongan untuk mengalihkan perhatian dari tindakan agresif mereka sendiri.
Dapatkan warta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.