Arab Saudi telah mewacanakan ide haji hijau sejak 2010 untuk menciptakan kawasan yang bebas sampah.
Menjelang puncak ibadah haji, pemerintah Arab Saudi tengah menghadapi permasalahan serius soal pengelolaan sampah dari 2,5 juta orang yang menunaikan ibadah haji di tanah suci Makkah.
Berdasarkan pemberitaan dari Arabnews pada Selasa (13/8/2019) banyak sampah-sampah botol plastik kosong dan berbagai sampai lainnya yang berserakan di sekitar situs suci selama pelaksanaan ibadah haji.
Otoritas Arab Saudi meyakini, sebagian besar ketidakteraturan itu disebabkan oleh jemaah haji ilegal alias yang tidak memiliki dokumen resmi. Jemaah haji yang tidak mengantongi izin resmi yang tidak memiliki tempat menginap biasanya mendirikan tempat menginap di trotoar atau tempat yang tersembunyi.
Namun tidak menampik kemungkinan hal itu juga dikarenakan banyaknya orang yang menjalankan ibadah haji.
Lantas, bagaimana Arab Saudi mengatasi pengelolaan sampah di situs suci Makkah?
Sebagai informasi, situs suci haji terletak berdekan satu dengan lainnya dan memiliki luas 8 kilometer persegi. Keberhasilan Arab Saudi menjaga situs suci dengan area yang cukup luas patut diacungi jempol.
Ada tiga tahap yang dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi untuk menjaga kebersihan kota suci Makkah selama pelaksanaan ibadah haji antara lain; sebelum kedatangan jemaah ibadah haji, saat pelaksanaan ibadah haji sedang berjalan dan terahkir saat jemaah haji telah meninggalkan kota suci Makkah.
“Sebelum jamaah tiba, kami memastikan bahwa semua area sudah dibersihkan sepenuhnya. Selama mereka tinggal, kami berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga kebersihan tempat selama enam hari. Begitu mereka pergi, kami melakukan pembersihan akhir dan mengangkut sampah ke luar kota, ”ujar Mahmoud Al-Saati, manajer umum kebersihan di Kota Suci Makkah seperti dilansir dari Arabnews
Sebagai catatan, Makkah memiliki 138 gudang dan lebih dari 1300 kotak kompresor limbah di seluruh situs suci. Sepanjang pelaksanaan ibadah haji, sampah disimpan di bawah tanah dan diatas permukaan tanah.
Sampah-sampah ini kemduian diangkut sejauh 30 kilometer dari Makkah ke tempat pembuangan sampah di saat-saat terahkir pelaksanaan ibadah haji.
Adapaun wadah penyimpanan tanah dapat menampung sampah sampau 70 liter kubik limbah dan disalurkan di antara dapur di tenda yang berada di Mina, serta di jalan dan persimpangan. Al-Saati mengungkapkan saat ini pemerintah Arab Saudi tengah mencanangkan daur ulang sampah.
Pemerintah Arab Saudi telah mencanangkan ide haji hijau sejak 2010 guna menciptakan kawasan yang bebas sampah serta berkontribusi pada mekanisme limbah bersih.
Untuk mendukung rencananya itu, pada pelaksanaan ibadah haji tahun ini telah disediakan empat wadah berwarna di Kamp Pengawal Nasional. Wadah hitam untuk sampah organik, hijau untuk kaleng logam, kuning untuk kertas dan kardus dan biru untuk plastik.
Jika sudah penuh, sampah dalam wadah tersebut kemudian ke tempat penghancuran limbah, sampah tersebut kemudian diangkut oleh mesin lain untuk kemduian didaur ulang.
Untuk pengelolaan sampah di situs suci Makkah, pemerintah Arab Saudi telah menghabiskan lebih dari 530 juta dolar Amerika Serikat atau 2 miliar real Saudi. Langkah ini sekaligus menjadi program terbesar pemerintah untuk menjaga kebersihan lingkungan.