Dilansir dari blog.netray.id: Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) beberapa waktu yang lalu menyebutkan bahwa penyelenggaraan Pemilihan Umum 2024 perlu dipikirkan ulang karena dapat memanaskan suhu politik nasional. Padahal saat ini posisi Indonesia sedang memulihkan diri dari dampak pandemi Covid-19.
Pernyataan tersebut tentu saja memicu kontroversi di ranah publik seperti yang direpresentasikan melalui perbincangan di Twitter. Selama pemantauan linimasa dari tanggal 5-11 Desember 2022, terdapat 9.784 twit yang diunggah warganet mengandung kata kunci “ketua mpr” dan “pemilu”.
Statistik dan Tendensi Sentimen Perbincangan Kudeta Konstitusi
Atensi publik terpantau cukup tinggi dengan fakta bahwa total impresi dari twit dengan kata kunci ini meraih 18,1 juta reaksi dalam bentuk reply, retweet, dan favorites. Twit-twit tersebut secara potensial dapat menjangkau 68,2 juta akun berbahasa Indonesia. Sebanyak 4.400 akun ikut berpartisipasi dalam perbincangan ini dengan dominasi akun yang dimiliki oleh pengguna yang terindeks sebagai laki-laki.
Jika diamati lebih seksama, perbincangan ini mulai muncul pada tanggal 8 Desember 2022. Keesokan harinya perbincangan melonjak dengan tinggi, yakni yang awalnya hanya muncul 57 twit, pada tanggal 9 Desember menjadi 3.733. Puncak perbincangan terjadi pada tanggal 19 Desember dengan twit sebanyak 4.426 kali unggahan.
Serbuan sentimen negatif dari warganet mewarnai total twit dengan kata kunci. Selama tujuh hari pemantauan, Netray menemukan 7.331 twit yang memiliki sentimen negatif, atau sekitar 74,93% dari total perbincangan. Sedangkan twit dengan sentimen negatif terpantau hanya berjumlah 688 saja, atau sekitar 0.07%.
Unggahan twit dengan sentimen negatif tentu saja memiliki profil tertentu, misalkan bagaimana isi dan untuk siapa twit tersebut ditujukan. Pemantauan dan pengamatan ini bertujuan untuk menggali lebih dalam lagi bagaimana perbincangan warganet menanggapi wacana kontroversi pernyataan Ketua MPR.
Respon Netizen Twitter atas Pernyataan Ketua MPR Bamsoet
Kata dengan frekuensi kemunculan yang tinggi bisa menjadi langkah pertama untuk menggali perbincangan ini. Terpantau bahwa kata kudeta dan konstitusi cukup sering digunakan oleh warganet di dalam twit mereka. Contohnya seperti twit dari akun @AnthonyBudiawan dan @RamliRizal.
Twit dari akun @AnthonyBudiawan memberi gambaran bahwa tidak ada alasan untuk memperpanjang jabatan presiden karena sudah diatur dalam konstitusi. Bamsoet sebagai Ketua MPR seharusnya mengamankan konstitusi dari para perusak, bukan malah mendorong kudeta konstitusi. Twit tersebut setidaknya meraup total impresi sebanyak 1.428 kali.
Sedangkan akun @RamliRizal, milik pakar ekonomi dan politikus Rizal Ramli, menyebutkan bahwa wacana kudeta konstitusi sebenarnya sudah pernah didengungkan. Akan tetapi sekarang kembali diwacanakan oleh Ketua MPR, Bamsoet dan Ketua DPD RI, La Nyalla Mattalitti. Total impresi terhadap twit tersebut adalah 2.750 kali.
Dari twit @RamliRizal diketahui bahwa wacana kudeta konstitusi ini tak hanya disuarakan oleh Bamsoet saja. Pemantauan Netray memunculkan sejumlah tokoh selain Bamsoet seperti Ketua DPD dan Ketua Golkar Airlangga Hartarto. Mantan Komisaris BUMN Muhammad Said Didu menunjukkan siapa saja politikus Indonesia yang mendukung wacana ini.
Melalui twit dari akun @msaid_didu, ia berkicau bahwa sejumlah tokoh secara tersirat mengharap bahwa jabatan Presiden Joko Widodo diperpanjang meski sudah masuk periode Pemilu 2024 nanti. Selain yang sudah disebutkan sebelumnya, terdapat pula nama Menteri Investasi Indonesia Bahlil Ladalia, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketum PAN Zulkifli Hasan.
Karena twit tersebut dan juga sejumlah twit popoler lain yang membahas isu serupa, akun @msaid_didu menjadi akun yang paling banyak meraup impresi warganet. Selama tujuh hari pemantauan, akun tersebut mengumpulkan 16.781 impresi. Cukup jauh apabila dibandingkan dengan impresi yang dikumpulkan akun media @democrazymedia di posisi kedua dengan 4.417 total impresi atau dari akun @RamliRizal yang hanya meraup 4.355 total impresi.
Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id.
Editor: Winda Trilatifah