Djawanews.com – Penunjukan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai Ketua Indonesia ASEAN Para Games 2022 Organizing Committee (INASPOC) menuai kritik dari politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera. Gibran disebut terkesan dikarbit oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengurus acara tingkat nasional itu.
Gibran lantas menjawab kritikan Mardani itu. Gibran menantang balik siapa pun yang ingin menggantikannya untuk datang ke Solo. "Siapa yang ingin jadi ketua, datang ke Solo, gantikan saya. Nggak apa-apa, sudah tinggal jalan saja ini," kata Gibran pada Minggu, 26 Juni.
Gibran menerangkan dirinya ditunjuk sebagai Ketua INASPOC lantaran Solo menjadi tuan rumah ASEAN Para Games XI tahun ini. Gibran Rakabuming menyebut tidak ada pelantikan atas posisinya tersebut karena waktu persiapan yang sangat singkat.
"Kan tuan rumahnya di Solo. Persiapan singkat, tidak ada pelantikan, langsung kerja," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum National Paralympic Committee (NPC) Indonesia Senny Marbun juga menjelaskan proses penunjukan Gibran yang tidak langsung dipilih presiden. Menurut Senny, ada proses panjang yang dilewati sejak terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah ASEAN Para Games XI pada Januari lalu.
"Sebetulnya tidak ada schedule ASEAN Para Games di Indonesia. Saya minta Pak Presiden agar diselenggarakan karena sudah dua kali ASEAN Para Games tidak digelar. Pak Presiden menanggapi positif, tapi saat itu belum bicara soal Solo," kata Senny dalam jumpa pers di kantor NPC Indonesia, Solo pada Jumat, 24 Juni.
"Kita kan pernah tuan rumah Asian Para Games di Jakarta, di sana sudah tersedia peralatan, siaplah. Tapi saya ingatkan 2011 Solo jadi tuan rumah, Pak Jokowi saat itu wali kota, sukses jadi tuan rumah. Tentunya Surakarta siap melakukannya," imbuhnya.
Gibran Rakabuming Jelaskan Alasan Jadi Ketua INASPOC
Setelah itu, baru kemudian NPC berpikir menunjukkan ketua yang dapat melaksanakan persiapan ASEAN Para Games XI dengan cepat. Sebab, katanya, persiapan pesta olahraga difabel ASEAN ini hanya punya waktu enam bulan.
"Saya minta Mas Gibran, mudah-mudahan beliau mau jadi ujung tombak, karena ini rumah beliau. Januari kita undang hadir di NPC kita mintai tolong. Mas Gibran mau nggak nolong kita," ujarnya.
"Kalau nggak ke Gibran ke siapa lagi, masa yang tidak paham Surakarta. Bapaknya Surakarta kan Gibran, makanya minta tolong, untungnya beliau mau, karena kan banyak yang memarjinalkan difabel. Dia cuma melihatnya ini event internasional, kita harus bisa, harus juara," tegasnya.
Senny menjelaskan dari pertemuan NPC dengan Gibran Rakabuming itu kemudian dia mengajukan ke Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Baru setelah itu disusun Peraturan Presiden yang kemudian ditandatangani Presiden Jokowi.
"Bukan tiba-tiba presiden tanda tangan menunjuk Gibran. Pak Jokowi tidak pernah menyarankan Gibran. Yang menyarankan NPC, minta ke Menpora, lalu dimintakan tanda tangan ke presiden. Makanya proses lama banget, sampai kita deg-degan itu ditandatangani nggak," katanya.
Senny lantas menyebut penunjukan Gibran itu tak berkaitan dengan persoalan politik. Dia menolak acara itu dipolitisasi. "Kita nggak ngerti politik dan nggak mau ikut campur. Kita nggak mau dipolitisasi. Olahraga itu kalah ya kalah, menang ya menang," jelasnya.
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengkritik penunjukan Gibran sebagai Ketua Inaspoc yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 95 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan ASEAN Para Games XI Tahun 2022. "Aneh. Mestinya level pusat yang menggeluti bidang olahraga," kata Mardani saat dihubungi, Rabu, 22 Juni.
Mardani mengaku justru kasihan kepada Gibran Rakabuming lantaran terkesan dikarbit oleh Jokowi untuk mengurus event nasional. Padahal, kata dia, selevel wali kota bisa diberi event tingkat provinsi terlebih dulu.
"Kasihan Gibran-nya jadi sangat terlihat dikarbit, dipercepat prosesnya. Semua perlu proses. Kalau Wali Kota mau dipromosikan bisa diberi event tingkat provinsi," katanya.
Tak hanya itu, anggota Komisi II DPR RI ini juga mengingatkan Jokowi terkait etika. Dia mengingatkan, apa pun yang terjadi, Jokowi tetaplah ayah Gibran Rakabuming Raka. "Bagus jika presiden benar-benar menjaga etika. Bagaimanapun Pak Jokowi ayahnya Gibran. (Seharusnya) bisa Menpora yang kasih tugas (ke Gibran)," ujarnya.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.