Djawanews.com – Ketua umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengaku didatangi duta besar dari banyak negara, termasuk Rusia dan Ukraina mendesak untuk berkunjung ke kantor PBNU. Ia menyebutkan bahwa jika hal itu dibiarkan, maka lama-lama kantor PBNU bisa jadi kantor PBB.
Pernyataan itu disampikan Gus Yahya dalam sambutannya di salah satu acara PBNU di wilayah Palembang.
“Bicara tentang peradaban, tidak bisa tidak, kita harus terlibat di dalam dinamika internasional,” ujar Gus yahya dalam video yang diunggah channel youtube TVNU, dikutip pada Rabu, 9 Maret.
“Belum kita mulai melakukan sesuatu, entah kenapa ya kita bisa buat macam-macam analisa karena ini karena itu,” imbuh Gus Yahya.
“Tapi tiba-tiba sesudah mukhtamar selesai, duta besar-duta besar dari seluruh dunia semuanya berebut minta waktu untuk datang ke PBNU,” kata Gus Yahya melanjutkan.
Kemudian, Gus Yahya menjelaskan bahwa setiap hari dirinya menerima dua duta besar dari berbagai negara. Bahkan, beberapa negara masih mengantri untuk bertemu, termasuk Ukraina dan Rusia yang mendesaknya untuk bertemu di kantor PBNU.
“Sampe saya selama berhari-hari terpaksa menjadwalkan sehari dua dubes,” ujarnya.
“Di PBNU saya jadi kaya dokter ketemu pasien, pasiennya dubes-dubes,” kata Gus Yahya.
“Sekarang ini banyak sekali yang sudah datang ke PBNU, ada dari Saudi, dari Mesir, Iran, Uni Eropa, Prancis, Amerika, Jepang,” tuturnya.
“Ini masih banyak lagi yang ngantri, Ukraina mendesak-desak dari kemarin, tapi harus kita minta mundur dikit karena kita punya kegiatan,” kata Gus Yahya.
“Begitu juga Rusia, mendesak-desak minta bertemu. Jadi ini lama-lama PBNU kalau dibiarkan begini lama-lama bisa jadi kantor PBB kita ini,” tandasnya.