Djawanews.com – Pemerintah telah menyediakan sekitar 20 hektare lahan untuk memindahkan tempat tinggal warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Lokasi tersebut berada di wilayah Waidoko, Desa Konga, Kecamatan Titehena.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, memastikan lahan ini berada di area yang aman dari ancaman erupsi maupun potensi bencana lain.
"Lokasi lahannya ini dipastikan masuk dalam radius yang aman dari bahaya erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki ataupun potensi bencana lain yang menyertainya," kata Kepala BNPB Suharyanto dalam keterangan di Jakarta, Kamis 5 Desember, disitat Antara.
Suharyanto mengatakan keamanan lahan tersebut sudah berdasarkan hasil peninjauan yang dilakukan tim ahli dari BNPB, Badan Geologi Kementerian ESDM, Kementerian Perumahan dan Permukiman beberapa waktu lalu.
Lahan di kawasan Waikodo akan didirikan rumah baru atau hunian tetap bagi para pengungsi yang dipindahkan dari Desa Nobo, Flores Timur dengan jumlah yang diestimasikan sebanyak 415 keluarga.
Hal ini sebagaimana perencanaan yang disiapkan Pemerintah Pusat melalui BNPB dan sejumlah kementerian teknis terkait bersama dengan Pemerintah Kabupaten Flores Timur.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah bisa mulai membangunnya,” kata dia.
Sementara, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari yang dihubungi terpisah menambahkan bahwa selain Wakaido juga ada kawasan Ulowolo di Desa Konga, Kecamatan Titehena, NTT yang dipersiapkan pemerintah untuk menjadi tempat relokasi pengungsi.
Lahan pada kedua kawasan tersebut merupakan titik baru yang diproyeksikan pemerintah untuk menggantikan lahan untuk rencana relokasi sebelumnya, yakni yang berada di kawasan Kojarobet.
Menurut Abdul, kawasan Kojarobet di Flores Timur itu dinilai kurang optimal untuk menjadi tempat tinggal baru para pengungsi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki karena aksesnya yang sering banjir dan status lahan belum dilepas oleh masyarakat.
"Kemudian untuk kawasan Botongkarang - Noboleto diproyeksikan untuk 936 KK, dan kawasan Lewoloroh karena statusnya hutan lindung maka per hari ini sedang ditinjau oleh Menteri Lingkungan Hidup untuk luasan yang bisa dipakai," kata dia.