Djawanews.com – Berbagai spekulasi muncul menyusul sikap blak-blakan Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di media sosial. Bahkan ada spekulasi yang menyebut bahwa Ahok sedang mengincar kursi Menteri BUMN.
Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto menilai semua pernyataan Ahok yang disampaikan di luar mekanisme kewenangan sebagai Komisaris Utama PT Pertamina adalah tindakan overlaping dan patut dicurigai memiliki agenda tersembunyi.
"Jika Ahok tidak setuju dengan kebijakan pemerintah sebagai pemegang saham di Pertamina persero dan aksi korporasi tidak sesuai dengan keinginannya, maka daripada memberikan manfaat yang kontraproduktif dengan pemerintah, Ahok lebih baik “lempar handuk” dari Komut," ujar Satyo, mengutip rmol.id, Jumat, 3 Desember.
Satyo mengatakan, Ahok sudah melampaui kewenangannya sebagai seorang komisaris. Menurutnya, Ahok seharusnya juga bertindak layaknya "orang pemerintah" di Pertamina. Tidak malah mereduksi rencana yang sudah dibuat ke khalayak umum.
Satyo menduga, ada dua kemungkinan dari manuver Ahok melalui pernyataannya. Pertama, kemungkinan adanya rivalitas terkait opsi aksi korporasi dalam menentukan akuisisi perusahaan mobil listrik dan baterai mobil listrik.
"Kemungkinan yang kedua adalah mungkin saja dia (Ahok) sedang mengincar posisi Menteri BUMN, sebab pernyataannya bertujuan mengubah kebijakan terkesan posisinya sebagai regulator bukan operator," pungkas Satyo.