Djawanews.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau di wilayah Jawa Tengah, khususnya bagian selatan, seperti Kabupaten Cilacap dan Banyumas akan berlangsung hingga September.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung, Cilacap, Teguh Wardoyo, Rabu (29/7/2020).
“Saat ini wilayah Cilacap dan Bayumas telah memasuki musim kemarau,” ujar Teguh.
“Tanda-tandanya bisa diamati oleh orang awam, antara lain angina sudah dominan bertiup dari arah timuran, hujan sudah mulai jarang, suhu udara pada malam dan pagi hari sudah terasa dingin, sudah muncul kabut di pagi hari, serta cuaca cenderungcerah dan menyengat karena sinar matahari langsung menyinari bumi tanpa terhalang awan,” sambung Teguh.
Teguh memprediksi, puncak musim kemarau akan jatuh pada Agustus mendatang.
Dia menuturkan, menurut rilis yang dikeluarkan BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, curah hujan pada Agustus di wilayah Jateng Selatan, khususnya Cilacap dan Banyumas diprediksi rendah, yakni sekitar 21-100 milimeter per bulan.
“Hal itu merupakan prakiraan hujan terendah dari bulan sebelumnya dan setelahnya, sehingga bulan Agustus dikatakan sebagai puncak musim kemarau,” terang Teguh.
Teguh menyampaikan, beberapa hal yang patut diwaspadai saat musim kemarau adalah bahaya kekeringan yang dampaknya bisa berimbas ke keurangan air bersih dan kebakaran hutan.
Oleh karenanya, daerah-daerah yang rawan bencana kekeringan di Cilacap dan Banyumas perlu diantisipasi terutama terhadap pasokan air bersih yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat.