Djawanews.com – Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menyambut baik rencana DPR RI untuk membentuk tim supervisi guna mengawasi proyek penulisan ulang sejarah Indonesia. Menurut Fadli, ini adalah bagian dari tugas dan fungsi pengawasan parlemen.
"Ya bagus lah. Ini kan memang tugas DPR untuk melakukan supervisi, termasuk dari Komisi X sendiri," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis 10 Juli.
Dia mengatakan, proyek penulisan ulang sejarah Indonesia akan diuji publik pada 20 Juli 2025. Pemerintah sangat mengharapkan partisipasi dari berbagai pihak.
Oleh karenanya, dia mengaku senang apabila stakeholder seperti DPR juga ikut terlibat dalam proyek tersebut.
"kita akan melaksanakan uji publik, ya, kalau tidak salah, sudah ada schedule-nya itu mulai tanggal 20-an Juli. Ya, pada bulan Juli ini juga. Dan kita ingin melibatkan sebanyak-banyaknya stakeholder," kata Fadli.
"Termasuk dari kalangan sejarawan, apalagi DPR memang tugas utamanya, salah satunya adalah pengawasan supervisi. Jadi, kita justru sangat senang dengan adanya itu," sambungnya.
Sebelumnya, DPR RI akan membentuk tim untuk melakukan supervisi terhadap penulisan ulang sejarah yang dilakukan Kementerian Budaya (Kemenbud). Tim supervisi ini dibentuk guna memastikan sejarah ditulis ulang dengan baik.
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengatakan bahwa pembentukan tim ini diputuskan setelah berkonsultasi dengan Ketua DPR dan hasil diskusi dengan Pimpinan DPR RI lainnya.
"Setelah konsultasi dengan Ketua DPR dan sesama Pimpinan DPR lainnya, maka DPR akan membentuk, menugaskan tim supervisi penulisan ulang sejarah, dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan DPR RI," kata Dasco dalam keterangannya, Minggu 6 Juli.
Tim yang akan diturunkan, kata Dasco, terdiri dari Komisi III DPR RI dan Komisi X DPR RI. Ia memastikan tim yang diterjunkan itu akan bekerja secara profesional.
"Yang terdiri dari komisi hukum Komisi III, dan komisi pendidikan dan kebudayaan Komisi X untuk melakukan supervisi terhadap penulisan ulang sejarah yang dilakukan oleh Kementerian Kebudayaan," jelasnya.