Djawanews.com—Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sleman meningkat signifikan tahun ini. Hanya berselang 6 bulan, jumlah kasusnya per Senin (29/06/2020) sudah mencapai 603 orang atau hampir sama dengan jumlah total tahun sebelumnya yakni 728 kasus, dengan 1 kasus meninggal dunia.
“Jumlah kasus DBD hingga hari ini 603 orang, dengan kasus meninggal 2 orang. Paling banyak kasus masih di Kecamatan Prambanan,” ujar Dulzaini, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Sleman, dikutip Djawanews dari Suara, Selasa (30/06/2020).
Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman Joko Hastaryo, tingginya kasus DBD ini merupakan salah satu efek pandemi Covid-19. Karena ada pemberlakuan jaga jarak, kegiatan penyuluhan pencegahan DBD, seperti pemberantasan sarang nyamuk, menjadi terkendala.
“Memang karena pandemi ini kegiatan penyuluhan pemberantasan sarang nyamuk terhambat. Petugas kami agak sulit melakukan sosialisasi di lapangan saat pandemi,” terang Joko.
Selain itu ia juga menduga faktor lain yakni ada kemungkinan karena dekatnya Prambanan dengan Kabupaten Gunung Kidul yang merupakan Kabupaten dengan kasus DBD tertinggi tahun ini menggeser Kabupaten Sleman.
Ia juga mendorong upaya pencegahan DBD dengan gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik serta pemberantasan sarang nyamuk dengan cara 3M plus, yakni menguras, menutup, dan mendaur ulang barang bekas plus mencegah gigitan nyamuk dengan penggunaan cairan anti-nyamuk oles atau spray.