Djawanews.com – Seorang Lansia berusia 90 tahun di Jogja bernama Mitrohartono Jomo Kartowiyono gagal menunaikan haji pada tahun ini karena pandemi virus corona.
Padahal, Harto, sapaan akrabnya, telah menabung selama 18 tahun untuk bisa menyempurnakan rukun Islam yang ke-5, yakni menjalankan ibadah Haji.
Namun, setelah belasan tahun menunggu, harapan menunaikan haji pada tahun ini sirna, karena pandemi corona membuat pelaksanaan ibadah haji 2020 ditangguhkan.
Perjuangan Harto Menabung Belasan Tahun untuk Berhaji
Melansir Harian Jogja, butuh waktu sepuluh tahun bagi Harto menabung dari hari ke hari, mengumpulkan uang untuk membayar uang muka, dan delapan tahun melunasi biaya berangkat haji.
Tahun ini sebenarnya giliran Harto berangkat haji, namun pandemi corona membuat dia harus lebih bersabar lagi.
Selain menabung selama belasan tahun, Harto juga latihan berjalan, setidaknya sejauh 1,4 kilometer setiap hari mengelilingi kampung.
Menurut Harto, jarak tersebut kurang lebih sama seperti jarak salah satu rukun haji, pulang perhi tujuh kali Safa ke Marwa.
“Kalau sai itu kan tujuh kali, jarak tempuhnya sekitar 200 meter, kalau dikali tujuh pas 1,4 kilometer, sudah saya kira-kira, jaraknya pas dengan rute jalan kaki pagi saya,” ungkap Harto kepada Harian Jogja.
Yang lebih mengejutkan lagi, latihan itu sudah dia lakukan sejak tahun 2000. Mengingat saat itu dia sudah berumur 70 tahun.
Dalam sehari-hari, pria kelahira 1930 itu berprofesi sebagai tukang kayu. Awalnya, dia tukang kayu untuk membangun rumah. Namun mendekati umur 60 tahun, dia hanya menggarap berbagai perabot kayu dan beberapa bagian bagunan, misal kusen dan lain sebagainya.
“Kursi, meja, pintu, atau jendela masih bisa, asal garapannya masih klesotan saya masih mampu,” ungkap Harto.
Hingga tahun 2018, Harto masih menerima pesanan perabot dari tetangga sekitar.
Kendati tak menentu, uang yang dia terima dari menukang inilah yang menjadi cikal bakal tabungan haji.
Bila pesanan sepi, dalam sebulan Harto cuma bisa mendapatkan penghasilan Rp 500.000. Selain ditabung, uang tersebut masih dia pergunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Untuk dapat naik haji, Harto setidaknya harus menggelontorkan dana sekitar Rp 36 Juta. Sebanyak Rp 25 juta dibayar saat mendaftar sebagai uang muka dan sisanya dilunasi sampai sebelum keberangkatan.
Setelah bertahun-tahun menunggu giliran, akhirnya tiba waktu bagi Harto untuk berangkat ke Tanah Suci Makkah pada tahun ini. Namun sayangnya, Kementerian Agama menangguhkan pelaksanaan ibadah haji 2020, hingga pandemi corona bisa diatasi.
Calon Jemaah haji yang keberangkatannya ditunda tahun ini bisa mengambil kembali biaya penyelenggarahan ibadah haji sebesar Rp 11 juta. Akan tetapi calon Jemaah haji tertua dari Jogja itu tidak berminat dan tetap bersabar.