Djawanews.com – Aktivitas tektonik yang tinggi akhir-akhir ini bisa memberikan pengaruh terhadap terjadinya erupsi Gunung Merapi. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas I Yogyakarta, di wilayah DIY terdapat delapan lempeng tektonik lokal yang bisa memicu gempa.
Menurut, Agus Riyanto, Kepala Stasiun Geofisika Kelas I BMKG Yogyakarta, gempa tektonik yang sering terjadi bisa berefek pada aktivitas Gunung Merapi. Hal tersebut saat ini sedang diteliti oleh pihaknya. Agus mengatakan, korelasi kedua hal tersebut masih perlu dibuktikan.
“Butuh penelitian yang mendalam. Saat ini kami sedang fokus ke situ. Apalagi kondisi Gunung Merapi saat ini mulai menunjukkan gejala yang meningkat,” ungkapnya, Senin (13/07/2020), dikutip dari Tribunjogja.com.
Agus mengungkapkan, aktivitas tektonik tinggi bisa memantik terjadinya erupsi Gunung Merapi. Dalamn beberapa waktu terakhir, BMKG mencatat bahwa terjadi peningkatan aktivitas gempa di selatan Pulau Jawa. Tujuh kali gempa terjadi sejak 22 Juni sampai Senin (13 Juli) dini hari.
“Berpengaruh dengan proses runtuhnya bebatuan ke dapur magma, hingga terjadi erupsi. Jika mengutip dari keterangan ahli seperti itu, namun penelitian ulang perlu dilakukan,” tambahnya.
Agus mengatakan, untuk dampak gempa di selatan Yogyakarta dengan Gunung Merapi belum ada yang melakukan penelitian.
“Makanya perlu pembuktian untuk hal itu. Khususnya gempa selatan Yogyakarta dengan Gunung Merapi,” tandasnya.
Jika Anda ingin mendapatkan info terkini lain, baik lokal, nasional, maupun mancanegara, ikuti terus berita hari ini.