Djawanews - Tiga bulan lagi seharusnya bakal jadi hari yang berbahagia bagi KLS Isy Raditaka Margiansyah. Dika akan bertunangan dengan kekasihnya setelah sembilan tahun menjadi hubungan.
Tapi pertunangan itu tak akan pernah terjadi. Dika gugur bersama 52 awak kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan Bali. Kesedihan mendalam jelas dialami calon istrinya Dika.
Hal itu diketahui ketika Kementerian Sosial melalui Balai Residen Galih Pakuan Bogor, bergerak untuk memberikan layanan dukungan psikososial bagi keluarga korban KRI Nanggala-402. Tim ini datang ke rumah Dika yang di Dusun Kesamben Timur RT 05 RW 01 Kesamben Plumpang Tuban.
Tim bertemu dengan ayah dan ibu Dika. Saat itu mereka juga sedang ditemani beberapa kerabat dan keluarga untuk memberikan dukungan. Orang tua korban tampak tegar meghadapi peristiwa yang menimpa anaknya.
"Saya panik, menangis, saya coba panggil saudara saya, saat itu kami hanya bisa menangis," tutur Ibu Dika, Sutiah saat menceritakan kronologi ketika pertama kali mendengar kabar KRI Nanggala-402 hilang kontak, Rabu (28/4/2021).
Berhari-hari Sutiah tampak terpukul. Mengurung diri dan lebih banyak diam. Selasa (27/4) kemarin, Sutiah mulai coba membuka diri.
"Alhamdulillah ibu sekarang sudah agak mendingan," kata ayah Dika, Mugiono yang sempat berprofesi sebagai tukang ojek.
Kelasi Satu Raditaka Mardiansyah atau biasa dipanggil Dika. Dia lahir 27 Maret 1994. Anak ke dua dari empat bersaudara.Kakak Dika, Ari Sugiono adalah prajurit Angkatan Laut yang bertugas dan tinggal di Sulawesi Tengah bersama istri dan anaknya. Adiknya yang nomor 3, Ahmad Faisal Setiawan, saat ini telah lulus SMA dan sedang proses pendaftaran untuk mengikuti sekolah Angkatan Laut, mengikuti jejak kedua kakaknya. Sedangkan adik yang paling kecil, Bima Yuda Prawira masih duduk di bangku kelas 2 SDN Kesamben 01.
Selain memberikan dukungan psikososial untuk menguatkan, tim juga berusaha menghadirkan kembali momen momen bahagia mereka saat masih bersama Raditaka. Salah satu anggota tim, Lukman Fajar Suwardiana memberikan penguatan bagi orang tua korban.
"Banyak yang kehilangan Radit pasti, sedih itu juga wajar, tapi saat ini yang penting adalah keluarga tabah, tetap semangat dan saling menguatkan," kata Lukman.