Djawanews.com – Pada Hari Kamis, Badan-badan intelijen Amerika Serikat sebut, Rusia memiliki rencana untuk mengarang dalih invasi ke Ukraina, berpotensi dengan memproduksi video propaganda yang menunjukkan serangan yang dipentaskan.
Amerika Serikat menuduh Rusia merumuskan beberapa opsi untuk memberinya alasan, untuk invasi ke Ukraina di tengah meningkatnya ketegangan dengan negara-negara Barat.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price dan seorang pejabat administrasi Biden mengatakan salah satu opsinya adalah video palsu yang menunjukkan gambar setelah ledakan yang menargetkan orang-orang Rusia, menampilkan mayat, pelayat dan peralatan yang tampaknya milik Ukraina atau negara-negara sekutu.
Dilansir Reuters pada Jumat (4/2) pejabat tersebut mengatakan, "Video itu akan dirilis untuk menggarisbawahi ancaman terhadap keamanan Rusia dan untuk mendukung operasi militer,"
"Video ini, jika dirilis, dapat memberikan (Presiden Rusia Vladimir) Putin percikan yang dia butuhkan untuk memulai dan membenarkan operasi militer melawan Ukraina.
Kantor berita TASS, mengutip juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menanggapi laporan Rusia akan melancarkan serangan palsu oleh Ukraina dengan mengatakan: "Ini bukan laporan pertama. Hal serupa juga dikatakan sebelumnya. Tapi tidak ada yang keluar."
Para pejabat AS mengatakan, mereka mempublikasikan tuduhan paling spesifik tentang kemungkinan propaganda Rusia untuk "menghalangi" Moskow, agar tidak menindaklanjuti rencana semacam itu.
Mereka mengatakan tidak jelas, apakah Rusia telah memutuskan untuk mengambil langkah seperti itu, atau apakah mereka telah memutuskan apakah akan menyerang Ukraina.
"Produksi video propaganda ini adalah salah satu dari sejumlah opsi yang dikembangkan pemerintah Rusia, sebagai dalih palsu untuk memulai dan berpotensi membenarkan agresi militer terhadap Ukraina," kata Price kepada wartawan.
"Kami tidak tahu apakah Rusia akan menggunakan ini atau opsi lain dalam beberapa hari mendatang," sambungnya. Price menolak untuk memberikan lebih spesifik atau bukti video.
Deputi Penasihat Keamanan Nasional AS Jonathan Finer dalam sebuah wawancara media mengatakan, Amerika Serikat tidak mengetahui secara pasti apakah ini adalah rute yang akan diambil Rusia.
Terpisah, Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan di Twitter, intelijen AS adalah "bukti yang jelas dan mengejutkan dari agresi Rusia yang tidak beralasan dan aktivitas licik untuk mengacaukan Ukraina."
Sebagai informasi, Rusia menuduh Amerika Serikat meningkatkan ketegangan dan mengabaikan seruan Moskow untuk meredakan kebuntuan atas Ukraina, sehari setelah Washington mengumumkan akan mengirim hampir 3.000 tentara tambahan ke Polandia dan Rumania.
Rusia juga telah membantah rencana invasi tetapi telah mengumpulkan ribuan tentara di perbatasannya dengan Ukraina.
Dapatkan warta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.