Djawanews.com – Pada Hari Rabu pejabat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Derek Chollet mengatakan, Washington akan menjatuhkan sanksi terhadap rezim militer Myanmar, serta mereka yang telah membantu junta kekuasaan merebut setahun lalu.
Amerika Serikat, bersama dengan Inggris dan Kanada, minggu ini memberlakukan sanksi terbaru terhadap orang dan organisasi yang terkait dengan rezim militer Myanmar, menargetkan pejabat pengadilan yang terlibat dalam aplikasi terhadap Aung San Suu Kyi, pemimpin terguling yang telah ditahan sejak kudeta pada 1 Februari 2021.
Dilansir Reuters pada Kamis (3/2) Chollet dengan tegas mengatakan, "Dan kami belum selesai. Ada orang-orang yang berada di balik kudeta atau membantu kudeta, ada juga mereka yang bekerja untuk merusak jalur demokrasi di dalam Burma, dan kami akan terus mengamati individu atau entitas mana pun yang menjadi bagian dari itu,"
Kudeta militer memicu pemogokan dan protes yang menyebabkan sekitar 1.500 warga sipil tewas dalam tindakan keras, dengan sekitar 11.800 ditahan secara tidak sah, menurut angka kantor hak asasi manusia PBB.
Myanmar di Washington tidak segera menanggapi permintaan kedutaan. Di masa lalu, militer telah menolak tuduhan, menuduh kritik internasional oleh lawan-lawannya dan mengatakan mereka dapat menahan sanksi dan internasional.
Chollet berbicara dalam acara virtual yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Strategis dan Internasional di Washington. Chollet mengatakan Pemerintahan Presiden Biden sekarang menjatuhkan sanksi pada 65 individu, serta mengenakan sanksi atau menempatkan kontrol ekspor pada 26 organisasi "yang memiliki hubungan erat dengan rezim."
Pada Hari Senin, sanksi terbaru AS yang diumumkan termasuk menyasar satu pengusaha Myanmar yang membantu rezim militer memperoleh senjata, serta seorang lainnya yang dicurigai memberikan dukungan keuangan.
Chollet mengatakan, Washington secara teratur melakukan kontak dengan rezim militer, termasuk Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), pemerintahan paralel yang ingin dilakukan lebih banyak untuk menekan junta.
Sebagai informasi, Chollet telah bertemu dengan para pejabat di Singapura, sumber investasi terbesar Myanmar dalam beberapa tahun terakhir. Pertemuan tersebut untuk membahas cara-cara membatasi akses militer ke aset keuangan di negeri.
Pejabat keuangan Amerika Serikat "bekerja sangat, sangat intensif" dengan Singapura untuk menemukan cara mempengaruhi pemikiran militer Myanmar, sebut saja Chollet.
Dapatkan warta harian terbaru, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews .