Djawanews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendatangi warga Wadas Purworejo dan minta maaf atas insiden yang terjadi pada Selasa 8 Februari 2022. Kedatangan Ganjar ini pun diterima dengan baik oleh warga Wadas.
Namun akun perlawanan wargas Wadas, @Wadas_Melawan mengungkapkan bahwa warga yang ditemui Gubenur Ganjar adalah warga yang diuntungkan dengan pembangunan bendungan tersebut.
"Pak Ganjar ke Wadas bukan nemuin orang yang trauma tapi menemui warga yang pro dan warga yang dilindungi aparat," jelas akun tersebut dikutip pada Kamis 10 Februari.
Sementara warga yang menjadi korban tindakan represif aparat serta warga yang menolak pembangunan bendungan tidak ditemui oleh Ganjar.
"Warga yang ketakutan sama sekali tidak ditemui!! Tidak ada pembahasan soal warga yang dihajar bahkan dibanting...dia malah bahas 'kalau dapat uang mau buat apa' sama warga pro!!!" tulis akun tersebut.
Tidak hanya itu, akun perlawanan warga Wadas ini menyindir status bio di akun media sosial Ganjar Pranowo.
Di akunnya, Ganjar memasang bio dengan kalimat 'tuanku ya rakyat gubernur cuma mandat'. Kalimat tersebut akun ini dipelesetkan menjadi 'tuanku ya korporat gubernur cuma mandat'
Dialog Ganjar dengan Warga Wadas
Ganjar Pranowo menemui warga di Masjid Desa Wadas pada Rabu 9 Februari 2022. Di sana, ia bertemu sejumlah masyarakat yang masuk kelompok pro dengan penambangan batu andesit di wilayahnya.
“Assalamu’alaikum, sehat bu? Sampun divaksin dereng (sudah divaksin belum)?” kata Ganjar pada sejumlah warga.
Warga menyambut Ganjar dengan ramah. Ganjar menanyakan proses pengukuran yang dilakukan di lokasi itu.
“Iya pak, sudah diukur. Punya saya hari ini mulai diukur,” kata Rodiyah, salah satu warga, mengutip laman Pemprov Jateng.
Rodiyah mengatakan, dia merupakan warga yang pro dengan penambangan. Warga yang sudah setuju, berharap agar proses pengukuran segera diselesaikan, sehingga ganti untung bisa dibayarkan.
“Kami minta secepatnya pak, biar segera dibayar,” timpal Mulyati, warga lainnya.
Ganjar kemudian menanyakan uang yang akan diterima akan digunakan untuk apa. Beberapa warga itu mengatakan, uang akan digunakan untuk membeli tanah di tempat lain, modal usaha dan dibagikan pada anak dan saudara.
“Rencana meh nggo tuku mobil mewah pak (rencana mau beli mobil mewah pak), tapi mending kangge tumbas ruko ben saget usaha (tapi pilih membeli ruko biar bisa usaha),” timpal Rodiyah sambil tertawa.
Ganjar melarang warga membeli barang mewah. Uang yang diterima lebih baik untuk usaha.
“Aja nggo tuku mobil (jangan untuk beli mobil ya), kalau sudah diberikan mending buat beli tanah untuk tempat tinggal atau digunakan untuk modal usaha,” kata Ganjar.
Ganjar juga berpesan pada warga Wadas untuk menjaga kerukunan dan saling menghormati. Meski ada pihak pro dan kontra, namun relasi masyarakat tidak boleh terpecah.
“Sing penting rukun ya, ada yang setuju, ada yang tidak setuju tidak apa-apa. Yang penting rukun. Kalau rukun kan enak, agar persaudaraan nanti tidak gontok-gontokan. Saling menghormati dan menghargai saja, ora usah dha petentengan (tidak perlu marah-marahan),” katanya pada warga.
Ganjar menyampaikan, kedatangannya ke Desa Wadas untuk dialog dengan warga. Selain itu, dia ingin memastikan agar kerukunan tetap terjalin di sana.
“Karena berita yang tersebar di luar itu seram banget. Insyaallah tidak seperti itu. Maka saya hari ini ke Wadas untuk menengok secara langsung,” kata dia.