Djawanews.com – Anak Pendeta Ibrahim yang bernama Saddam Husain membongkar alasan ayahnya pindah agama dari Islam ke Kristen. Ia juga menerangkan bahwa dirinya sempat dipaksa untuk pergi ke gereja.
Anak Pendeta Saifudin Ibrahim itu menjelaskan bahwa ayahnya pindah agama pada tahun 2006, yakni ketika masih menjadi ustaz dan mengajar di Al-Zaytun. Sementara anak Saifuddin Ibrahim menjadi santri atau siswa di lembaga pendidikan pesantren itu.
“Beliau memutuskan pindah agama jadi Kristen, kemudian akhirnya dilepas semua jabatan (dewan guru),” ujar Saddam dari kanal Youtube tvOneNews pada Jumat, 24 Maret.
Pendeta Saifudin Ibrahim ancam Menteri Agama Yaqut jika tak menuruti permintaannya menghapus 300 ayat Al-Quranmaka Gus Yaqut harus menerima Yesus Kristus.
Anak Pendeta Saifuddin Dulu Sering Dipaksa Pergi ke Gereja
Setelah beberapa lama memeluk Kristen, Pendeta Saifudin Ibrahim pun akhirnya mulai memaksa anak ke gereja. “Ketika masih SD, SMP, SMA, tentu ada programnya abi. Saya harus ke gereja karena beliau yang memberikan nafkah,” ungkapnya.
Meski dipaksa ke gereja keluarga ternyata tetap memegang akidah Islam. “Saya bersyukur hingga hari ini diberi kenikmatan oleh Allah berupa agama yaitu agama Islam,” kata anak pendeta Saifundin itu.
Namun, keluarga merasa terpukul ayahnya pindah agama dan menjadi pemuka agama Kristen. “Karena memang orang yang dicintai, orang yang dekat, orang yang merawat, itu memang kami keluarga terpukul,” tuturnya.
Tetapi, seiring berjalannya waktu mereka akhirnya memahami jika memang pilihan agama adalah hak dari Pendeta Saifuddin Ibrahim. Menyesali ayah menistakan agama yang pernah dipeluknya. Mereka hanya menyesali saat ini Saifudin kerap melontarkan pernyataan yang menistakan agama yang pernah dipeluknya.
“Ini pilihan abi, tentu akan ada pertanggungjawabnnya. Kalau tidak dipertanggungjawabkan di dunia, pasti ada di akhirat, seadil-adilnya,” ujarnya.
Sebelumnya, Saifuddin Ibrahim membuat heboh dengan pernyataannya meminta meneteri Agama Yaqut Cholil Qoumas untuk menghapus 300 ayat Al-Quran. Itu lantaran dianggapnya bisa memicu orang melkukan tindakan intoleran dan radikal. Ia juga diketahui pernah dipenjara pada tahun 2018 karena menistakan agama Islam melalui akun Facebook dan Youtubenya. Anak pendeta Saifudin Ibrahim hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk ayahnya.
Dapatkan arta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.