Djawanews.com – Para gamer di Indonesia akhir bulan ini kehilangan salah satu platform streaming gim populer, yakni Nimo TV tutup terkait tindakan galak yang diambil oleh pemerintah di negara asalnya, China.
Nimo TV, platform streaming tempat gamer menyiarkan aksi mereka di dunia gim sambal berinteraksi dengan gamer lain, akan berhenti beroperasi pada akhir April di 14 negera, termasuk Indonesia. Keputusan ini tentu membuat kecewa banyak gamer, yang selama ini menyambut baik kehadiran Nimo sebagai alternatif dari layanan sejenis asal Amerika Serikat, yaitu Twitch.
Keputusan Huya, pemilik Nimo TV, untuk menghentikan operasi di pasar global bukan karena susah mencari pengguna. Faktor penyebab utamanya adalah pemerintah China yang makin galak menyasar perusahaan-perusahaan teknologi raksasa Tiongkok dalam penegakan regulasi.
Nimo TV Tutup karena Alasan Pemerintah China yang Galak Soal Regulasi
Salah satu pemegang saham terbesar Huya adalah Tencent, raksasa teknologi China pemilik platform kirim pesan WeChat, streaming video Weibo, dan pemilik hak eksklusif gim PUBG dan League of Legends di China.
Tencent, tadinya berencana untuk menggabungkan Huya dengan platform streaming lain miliknya, DouYu untuk membentuk perusahaan gabungan bernilai US$6 miliar. Namun, rencana tersebut harus batal karena tidak direstui oleh pemerintah China dengan alasan potensi monopoli.
Tencent juga dibebani oleh aksi galak lainnya dari pemerintah China seperti pembatasan waktu bermain untuk pengguna berusia di bawah 18 tahun dan moratorium izin terbit untuk gim mobile baru.
Dampaknya, investasi yang mengalir ke Huya pun seret sehingga memaksa mereka untuk mengurungkan rencana ekspansi, termasuk di Indonesia. Padahal, menurut Data.ai, sepanjang 2021, Nimo TV adalah aplikasi streaming dengan nilai belanja pengguna terbesar kedelapan di Indonesia.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.