Djawanews.com - Elon Musk khawatir dengan populasi di Bumi yang terus bertambah. Ia menyebutnya dengan istilah 'collapse population'. Karena itu, Elon Musk mengajak manusia pindah ke Mars.
Elon Musk sendiri gencar mengampanyekan pembangunan kolonisasi di Mars dalam beberapa tahun terakhir. Tweet-nya pada 14 Juli 2021 kembali membahas soal masalah yang mengharuskan penduduk Bumi migrasi ke Planet Merah.
"Saya mencoba memberi contoh yang baik! Keruntuhan populasi adalah masalah yang jauh lebih besar daripada yang disadari orang dan itu hanya untuk Bumi. Mars sangat membutuhkan manusia, mengingat populasi saat ini nol. Manusia adalah penjaga kehidupan lain di Bumi. Mari kita bawa kehidupan ke Mars!" tulisnya di Twitter.
I’m trying to set a good example! Population collapse is a much bigger problem than people realize and that’s just for Earth.
— Elon Musk (@elonmusk) July 14, 2021
Mars has a great need for people, seeing as population is currently zero.
Humans are the custodians of other life on Earth. Let us bring life to Mars!
Pada Februari lalu, sang bos Tesla ini juga pernah membahas tentang upaya mengirim manusia ke planet tetangga Bumi tersebut. Ia bahkan telah menetapkan penjadwalannya yang akan dilakukan dalam 5,5 tahun.
Elon Musk juga telah membuat daftar sejumlah batasan yang dapat menghambat jadwal tersebut. Ia sudah merencanakan cara membangun Mars sebagai peradaban mandiri dan bersamaan dengan kemajuan teknologi.
Kritik untuk Musk
Meski visioner, banyak pihak yang mengkritik rencana Musk dan pendekatannya mengirim manusia ke luar angkasa.
Activista, agensi kreatif yang berbasis di Los Angeles, Amerika Serikat, telah menempatkan papan iklan di luar markas SpaceX di California. Iklan itu bertuliskan 'Mars Sucks' yang dipasang sebelum Hari Bumi 2021.
Hal ini menyiratkan bahwa Musk sebetulnya bisa berbuat lebih banyak untuk menyelamatkan Bumi daripada mencoba menjajah Mars.
Sesuai laporan yang diterbitkan di The Lancet tahun lalu, Institute of Health Metrics and Evaluation University of Washington telah menyarankan bahwa ancaman keruntuhan populasi cukup nyata dan tidak boleh diabaikan.
Laporan tersebut menyatakan tingkat kesuburan di seluruh dunia akan mengalami penurunan serius antara tahun 2050 hingga 2100-an.