Djawanews.com - Manusia tak pernah tahu dengan apa yang akan terjadi sedetik ke depan. Tapi, beberapa hal bisa "diramalkan" untuk memberi peringatan kepada manusia tentang sesuatu yang akan terjadi.
Salah satu "ramalan" menyebut kondisi Bumi beberapa ratus tahun ke depan. Beberapa kondisinya sudah bisa dirasakan saat ini, mulai dari masalah perubahan iklim hingga pemanasan global.
Jika masalah-masalah itu tidak segera ditanggulangi dengan serius, eksistensi Bumi tentu saja diramalkan suram.
Publikasi dari United Nations Assessment of Nationally Determined Contribution (NDCs) menyebutkan perkembangan saat ini untuk menangkal peningkatan suhu udara tidak begitu menjanjikan. Sehingga di kemudian hari, bisa saja temperatur Bumi naik 2,7 derajat Celcius tahun 2100.
Hal ini tentu membahayakan. Sebab, kebakaran hutan, badai, kekeringan, banjir, udara panas, hingga perubahan ekosistem tak bisa dihindari lagi.
Temperatur Global Naik
Dalam penelitian Science Alert, diproyeksikan pula bagaimana kondisi Bumi hingga tahun 2500 mendatang. Menurut model yang diterapkan, temperatur global rata-rata akan terus naik di atas tahun 2100.
Skenario ini mengungkap bahwa area yang cocok untuk bertani akan menurun. Wilayah yang potensial untuk tanaman tumbuh subur juga akan bergerak lebih dekat ke kutub Bumi.
"Tempat-tempat yang punya sejarah pajang dalam hal kekayaan ekosistem seperti lembah Sungai Amazon mungkin akan menjadi tandus," ungkap Science Alert dalam laporannya.
Selain itu, suhu panas munkgin akan mencapai level fatal bagi populasi manusia di daerah tropis. Karena itu, sebagian area wilayah tropis tak bisa ditinggali lagi. Sedangkan level air laut juga akan terus naik.
"Jika kita gagal untuk menghentikan pemanasan global, dalam waktu 500 tahun mendatang dan selanjutnya, Bumi akan berubah dan akan menantang kemampuan kita untuk bertahan hidup. Khususnya di area yang secara geografi dan sejarah berakar budaya yang memberikan kita identitas dan makna," sebut laporan tadi.
Bahkan Bumi diibaratkan seperti tempat yang asing bagi umat manusia di masa depan.
"Pilihannya adalah dengan segera menurunkan tingkat emisi atau mulai mempertimbangkan kehidupan di Bumi yang sangat berbeda dibandingkan dengan hari ini," tutup laporan tersebut.