Djawanews.com – Akibat pemanasan global, tentu yang dirasakan adalah peningkatan suhu panas yang berlebih. Bahkan para ilmuwan yakin jika daerah kutup akan menghangat dua kali lipat.
Para ilmuan yang tergabung dalam Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) bahkan memprediksi jika dalam jangka waktu lima tahun ke depan, badai akan sering terjadi di Eropa Barat lantaran adanya kenaikan permukaan air laut.
Kendati demikian, penelitian yang dilakukan oleh WMO tersebut tidak memperhitungkan kondisi penurunan emisi gas buang ketika pandemi Covid-19.
Namun, fakta yang mengejutkan diungkapkan oleh sekretaris jenderal WMO, Profesor Petteri Taalas. "WMO telah berulang kali menekankan bahwa perlambatan industri dan ekonomi akibat Covid-19 bukan merupakan pengganti tindakan iklim yang berkelanjutan dan terkoordinasi," jelasnya seperti ditulis BBC.
Prof Taalas menyatakan jika sifat CO2 dapat bertahan lama di atmosfer dan penurunan emisi tahun pandemi Covid-19 tidak akan menyebabkan pengurangan konsentrasi atmosfer CO2.
“Pemerintah harus menggunakan kesempatan ini untuk melakukan aksi iklim sebagai bagian dari program pemulihan dan memastikan bahwa kita bertindak lebih baik, " saran Prof Taalas.