Djawanews.com—Salah satu budaya santri adalah salaman dengan mencium tangan sang kyai atau guru. Bagi para santri bersalaman dengan kyai bisa menularkan keberkahan kepada santri yang bersangkutan. Namun saat ini budaya luhur ini berada pada zona merah karena virus Covid-19 mulai menyebar di Indonesia.
Benarkah salaman dapat menyebabkan seseorang terinfeksi virus corona. Haruskah tradisi salaman untuk sementara waktu diberhentikan?
Transmisi Covid-19 Melalui Sentuhan
Salah satu pesantren yang melarang santrinya bersalaman sementara virus corona menyebar yakni Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta. Karena tradisi salaman yang telah mengakar kuat, pelarangan tersebut membuat dilema para ustadz dan santri di pesantren tersebut.
“Ya gimana. Para santri juga nggak tahu harus berbuat apa. Salaman ya dilarang, ndak salaman ya ndak enak sama kyai. Ustadznya juga gitu. Pernah ada ustadz yang nolak salaman, eh malah santri ada yang merasa kecewa,” Tutur gus Anam, salah satu pengasuh di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Senin (16/03/2020)
Dilansir Djawanews dari Healthline, Covid-19 memiliki nama klinis SARS-CoV-2 yang merupakan sindrom pernapasan akut. Sehingga virus ini dapat menular melalui udara yang keluar dari saluran pernapasan orang yang positif terinfeksi (misalnya batuk atau bersin). Bagaimana dengan salaman?
Menurut pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), kontak dari orang ke orang merupakan media utama penularan Covid-19. Seseorang yang tertular virus corona kemudian menyentuh muka dengan tangan dapat membawa serta virus tersebut ke tangannya. Dan virus yang menempel di tangan dapat tertular ke orang lain melalui salaman.
Hal di atas dapat terjadi sebaliknya. Jika seorang yang terinfeksi virus mencium tangan Anda, maka virus itu dapat beralih ke tangan Anda yang kemudian menginfeksi ketika Anda menyentuh muka.
Selain itu, gejala terinfeksi virus corona mulai nampak 2 sampai 14 hari setelah terinfeksi. Sementara penderita sudah dapat menularkan virus walaupun gejalanya belum terlihat.
Sehingga sesuai dengan prinsip santri ‘Mencegah Bahaya Lebih Utama dari Menuai Manfaat’ maka untuk sementara waktu budaya salaman sebaiknya dihentikan demi kebaikan bersama.
Ikuti juga hal-hal unik dan menarik lainnya, dari dalam dan luar negeri, yang dibahas Djawanews di sini.