Djawanews.com—Covid-19 telah menyebar hampir ke seluruh dunia. Di China dan Italia virus ini telah menjadi pandemi yang menewaskan ribuan orang. Melihat hal tersebut para ahli yang sebelumnya menangani Ebola merefleksikan apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada apa yang dialami dunia saat ini.
Pelajaran Menghadapi Virus dari Ebola
China dan Italia tidak ubahnya apa yang dialami Guinea, Sierra Leone, dan Liberia pada epidemi Ebola 2014-2016. Italia memperluas wilayah karantina dalam upaya untuk mengekang penyebaran. Hal itu seperti yang dilakukan Sierra Leone pada september 2014. Pemerintah Sierra Leone melakukan karantina nasional selama 72 jam, hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
Karantina merupakan kesempatan bagi “seluruh populasi untuk merefleksikan besarnya masalah dan secara kolektif mencari cara untuk menyelesaikannya. Virus corona jika dibandingkan dengan Ebola adalah infeksi cairan dan menjaga jarak sosial menjadi sangat penting,” kata Harold Thomas, salah satu tim yang menangani Ebola, seperti dilansir Djawanews dari DW, Senin (16/02/2020).
Belajar dari Ebola untuk menangani Covid-19, seluruh masyarakat tanpa terkecuali harus mengikuti langkah-langkah pencegahan. Itu berarti seperti pada Ebola masyarakat sebisanya harus menghindari kontak dengan orang lain dan juga menghindari tempat-tempat umum.
Selain itu menurut Patrick Faley, salah seorang penyintas Ebola, di saat-saat menghadapi virus seperti saat ini sangat dibutuhkan untuk melawan informasi palsu. Misalnya tentang virus yang tidak ada obatnya, hal ini akan membuat masyarakat putus asa dan berujung fatal.
“Setelah Anda terinfeksi, jujurlah kepada dunia bahwa Anda terinfeksi. Pesan media haruslah yang memberi kebenaran dan harapan dan pemerintah harus memastikan bahwa fasilitas kesehatan memadai,” kata Valley.
Ikuti juga hal-hal unik dan menarik lainnya, dari dalam dan luar negeri, yang dibahas Djawanews di sini.