Djawanews.com—Setelah SARS dan H1N1, Singapura membangun sistem yang kuat untuk melacak dan melawan epidemi. Sekarang Singapura lebih siap menghadapi Covid-19 dibandingkan negara-negara lain. Korea Selatan, Taiwan, dan lainnya juga melakukan hal yang sama.
Dilansir Djawanews dari laman Wired, berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan pemerintah Singapura untuk menghadapi pandemi.
Singapura Rombak Sistem Kesehatan Publik
Pandemi baru ini—Covid-19—bukanlah mimpi buruk pertama bagi Singapura. Pada 2002 dan 2003 diserang sindrom pernapasan akut SARS dan menewaskan 33 orang. Belajar dari SARS Singapura melakukan revisi besar-besaran terhadap sistem kesehatan publik. Mereka ingin berinvestasi untuk masa depan jika berhadapan dengan hal yang sama.
Pada 2009 Singapura tertular lagi oleh virus H1N1 (flu babi). H1N1 berbeda jenis dengan SARS dan jauh lebih sulit diatasi. Singapaura menyadari apa yang terlewatkan dan ini menjadi pembelajaran baru untuk pengembangan sistem kesehatan lebih lanjut.
Singapura lembagakan kontrol perjalanan dan protokol yang ketat (aerotime.aero)
Dan ketika Covid-19 muncul, sepertinya Singapura sudah siap. Bersama dengan Hong Kong, Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan, Singapura melembagakan kontrol perjalanan dan protokol yang ketat untuk mengidentifikasi orang-orang yang sakit—untuk segera mendapatkan bantuan.
Pemerintah Singapura memposting perhitungan terperinci untuk berapa banyak orang yang telah diidentifikasi untuk virus tersebut, dan lokasi serta kontak sosialnya. Pemerintah memberlakukan peraturan sosial yang ketat, seperti membatalkan acara, menutup sekolah, dan menyuruh tinggal di rumah.
Akibatnya Singapura memiliki jumlah orang yang terinfeksi dan meninggal dunia lebih rendah lebih rendah daripada Cina atau Italia.
Pelajaran yang dipetik dari negara seperti Singapura dapat menjadi pelajaran bagi tempat-tempat yang lebih jauh dalam timeline—seperti Amerika Serikat atau sebagian besar Eropa, yang masih tertinggal beberapa minggu di belakang penyebaran virus melalui Italia, di mana telah terjadi ratusan kematian.
Ikuti juga hal-hal unik dan menarik lainnya, dari dalam dan luar negeri, yang dibahas Djawanews di sini.
