Djawanews.com—Para psikolog mengingatkan dampak diberlakukannya social distancing pada tekanan mental yang berujung pada bunuh diri. Namun di Jerman misalnya data awal menunjukkan angka bunuh diri justru menurun ketika diberlakukannya sosial distancing.
Social Distancing dan Angka Statistik Bunuh Diri di Jerman
Social distancing sangat baik untuk mencegah penularan pandemi Covid-19, tetapi di sisi lain menjadi sebuah tekanan psikologis. Pengurungan di dalam rumah bagi seseorang bisa menjadi kombinasi dari isolasi yang dipaksakan, peningkatan kecemasan, kekhawatiran keuangan, dan berkurangnya akses ke terapi dapat membuat mereka menderita sendirian.
Sebagai contoh misalnya di Jerman, ketika social distancing diterapkan pada awal Maret, para peneliti khawatir hal itu akan meningkatkan angka bunuh diri. Dan pada akhir April, ada laporan bahwa lebih banyak kasus percobaan bunuh diri dan menemukan catatan bunuh diri yang mengungkap kekhawatiran akan infeksi virus corona. Namun informasi ini tidak memiliki angka resmi.
Membantah hal di atas, sekarang statistik resmi awal untuk Jerman justru menunjukkan sebaliknya yakni pengurangan angka bunuh diri selama wabah corona. Antara 9.000 dan 10.000 orang melakukan bunuh diri di Jerman setiap tahunnya.
Meskipun demikian, data tersebut tidak bisa dianggap merepresentasikan hubungan antara social distancing dengan tinggi bunuh diri. Dunia saat ini dalam keadaan tertekan dan ini akan berdampak kepada para penderita penyakit mental. Konsultasi online bisa jadi media yang tidak cukup bagi mereka untuk mengungkapkan apa yang mereka rasakan.
Masih terlalu dini untuk bisa memastikan hubungan antara tekanan psikologis dalam social distancing dan tindakan bunuh diri. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang keadaan sebenarnya dari para penderita penyakit mental.
Ikuti juga hal-hal unik dan menarik lainnya, dari dalam dan luar negeri, yang dibahas Djawanews di sini.