Djawanews.com—Penelitian terbaru menemukan polutan udara utama telah berkurang secara drastis sejak diberlakukannya lockdown Covid-19. Hal ini disebabkan aktivitas manusia bisa dikatakan terhenti hampir sepenuhnya selama masa karantina.
Lokcdown Menyebabkan Polusi Udara Berkurang hingga 60 Persen
Dua studi baru yang diterbitkan dalam jurnal AGU, Geophysical Research Letters, menemukan polusi nitrogen dioksida di Cina utara, Eropa Barat, dan AS menurun hingga 60 persen pada awal 2020 dibandingkan dengan waktu yang sama tahun lalu.
Nitrogen dioksida adalah gas yang sangat reaktif dan memiliki banyak efek berbahaya pada paru-paru. Gas biasanya memasuki atmosfer melalui emisi dari kendaraan, pembangkit listrik atau pun kegiatan industri.
Selain nitrogen dioksida, salah satu studi baru menemukan partikel polusi (partikel yang lebih kecil dari 2,5 mikron) telah menurun hingga 35 persen di Cina utara. Partikel ini terdiri dari partikel padat dan tetesan cairan yang cukup kecil untuk menembus jauh ke dalam paru-paru dan menyebabkan kerusakan.
Selain nitrogen dioksida, salah satu studi baru menemukan polusi partikel (partikel yang lebih kecil dari 2,5 mikron) telah menurun hingga 35 persen di Cina utara. Materi partikulat terdiri dari partikel padat dan tetesan cairan yang cukup kecil untuk menembus jauh ke dalam paru-paru dan menyebabkan kerusakan.
Penurunan emisi yang signifikan ini belum pernah terjadi sejak pemantauan kualitas udara dari satelit yang dimulai pada 1990-an. Satu-satunya peristiwa yang sebanding lainnya yakni pengurangan jangka pendek emisi di Cina karena peraturan ketat selama acara Olimpiade Beijing 2008.
Menurut para ahli peningkatan dalam kualitas udara ini kemungkinan akan bersifat sementara, tetapi temuan ini memberikan pandangan sekilas tentang seperti apa kualitas udara di masa depan saat peraturan emisi menjadi lebih ketat.
Ikuti juga hal-hal unik dan menarik lainnya, dari dalam dan luar negeri, yang dibahas Djawanews di sini.