Djawanews.com—Pola kerja jutaan karyawan di China berubah karena virus corona. Kebiasaan setiap pagi berangkat ke kantor sebagai rutinitas harian kini diganti dengan pergi ke kamar atau tempat yang nyaman di rumah, menyalakan laptop dan mulai bekerja.
Bekerja dari rumah seperti itu merupakan pertama kalinya terjadi di China. Virus corona tampaknya akan mengubah budaya perusahaan-perusahaan di China.
Pro dan Kontra Jutaan Karyawan di China Bekerja di Rumah
Dilansir Djawanews dari laman BBC, Tao Yu, salah satu karyawan bagian pemasaran mobil Jerman Porsche, mulai saat ini terpaksa bekerja di rumah. Tao berasal dari Hubei, kota terdampak corona terparah kedua setelah Wuhan. “Saya bangun, sarapan, datang ke kamar saya dan mulai bekerja,” kata Tao.
Bekerja di rumah bagi jutaan karyawan di China bisa menjadi pro dan kontra. Beberapa mengeluhkan tentang bos mereka yang tidak percaya karyawannya bekerja ketika di rumah. Sementara yang lain, menikmati pengalaman bekerja di rumah, beberapa bahkan melaporkan peningkatan kehidupan cinta.
“Rasanya luar biasa, karena biasanya saya bolak-balik empat jam di sana dan kembali bekerja,” kata Sun Meng, salah satu karyawan di Beijing.
“Sebelum ini kami sangat jarang bersama; sibuk bekerja dan pulang sangat terlambat. Sekarang kita bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama satu sama lain, kita menjadi lebih dekat dari sebelumnya,” kata Cindy Song, karyawan perusahaan Ruder Finn.
Pada saat-saat pertama dicoba sejak 3 Februari, jalan-jalan di kota-kota besar seperti Beijing, Shanghai dan Guangzhou yang biasanya ramai menjadi sangat sepi. Selain itu bekerja di rumah menyebabkan permintaan melonjak tajam untuk aplikasi rapat online seperti WeChat Work milik Tencent dan DingTalk milik Alibaba. Dan ini di sisi lain sangat menguntungkan bagi penyedia jasa rapat online tersebut.
Ikuti juga hal-hal unik dan menarik lainnya, dari dalam dan luar negeri, yang dibahas Djawanews di sini.