Djawanews.com—Penentuan hari pertama Ramadhan biasa dilakukan dengan melihat hilal (rukyatul hilal). Melihat hilal dilakukan di setiap akhir Sya’ban untuk menentukan apakah besok sudah wajib berpuasa atau tidak. Namun tidak hanya dengan melihat hilal, awal Ramadhan juga bisa ditentukan dengan metode hisab.
Metode Melihat Hilal dan Metode Hisab
Melihat hilal bisa dilakukan dengan 3 metode. Pertama, dengan menggunakan mata telanjang tanpa bantuan alat optik sama sekali. Namun metode ini memiliki kelemahan ketika langit berawan sehingga hilal tidak bisa terlihat.
Metode melihat hilal yang kedua yakni dengan bantuan alat optik seperti teleskop. Dan yang ketiga yakni dengan menggunakan teleskop yang dilengkapi sensor atau kamera khusus. Metode terakhir ini sangat jarang digunakan di Indonesia.
Proses melihat hilal diawali dengan penentuan lokasi di mana hilal bisa lebih jelas diamati. Lokasi pengamatan hilal sangat bervariasi. Ada lokasi permanen yang disebut sebagai balai rukyat, menara masjid, padang terbuka, atau bahkan di pinggir pantai.
Petugas pemerintah dalam melihat biasanya akan menggunakan teleskop semi-otomatis yang dibantu dengan GPS dan perangkat waktu khusus. Dengan demikian hasil pengamatan bisa lebih akurat.
Sedangkan yang dimaksud dengan metode hisab yakni perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan awal bulan di tahun Hijriyah. Metode hisab bisa dilakukan jauh-jauh hari untuk menentukan awal Ramadhan.
Meskipun lebih rumit dari metode hisab, metode melihat hilal masih menjadi pilihan utama sebagian besar umat islam di Indonesia.
Ikuti juga hal-hal unik dan menarik lainnya, dari dalm dan luar negeri, yang dibahas Djawanews di sini.