Djawanews.com—Kurang lebih selama 5000 tahun manusia telah meramu berbagai macam alat pembersih. Namun kombinasi sederhana dari sabun dan air tetap menjadi salah satu senjata terkuat melawan penyakit menular, termasuk virus baru Covid-19.
Di negara-negara yang paling terdampak Covid-19, foto-foto memperlihatkan kru berbaju putih menyemprotkan larutan pemutih di sepanjang trotoar umum atau di dalam gedung. Namun, para ahli meragukan apakah itu dapat menetralkan penyebaran virus atau tidak.
Sabun Vs Pemutih
Dilansir Djawanews dari laman National Geographic, menggunakan pemutih “seperti menggunakan gada untuk memukul lalat,” kata Jane Greatorex, seorang ahli virus dari Universitas Cambridge. Pemutih juga dapat merusak bahan logam dan menyebabkan masalah kesehatan pernapasan jika terhirup terlalu banyak dalam jangka waktu tertentu.
Untuk melawan pandemi Covid-19, para peneliti merekomendasikan penggunaan sabun yang ramah lingkungan, seperti sabun cuci piring, untuk membersihkan bagian dalam dan luar ruangan.
Covid-19 utamanya menyebar dari orang ke orang melalui sentuhan. Tetapi dapat juga melalui permukaan benda di mana cairan virus (dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi) jatuh dan menempel. Pada permukaan, Covid-19 bertahan selama 24 jam di atas kardus, dua hari pada stainless steel, dan tiga hari pada plastik keras yang disebut polypropylene.
Dengan demikian apa pun yang Anda sentuh, sabun dan air adalah cara terbaik untuk menghilangkan potensi virus di tangan Anda sebelum dapat menyebabkan infeksi. Covid tidak menembus kulit karena lapisan terluar kita sedikit asam yang mencegah sebagian besar patogen memasuki tubuh, jelas Greatorex.
Sabun bekerja sangat efektif karena zat kimianya membuka selubung luar Covid-19 dan menyebabkannya rusak. Molekul sabun ini kemudian menjebak fragmen kecil virus dan selanjutnya tersapu oleh air.
Ikuti juga hal-hal unik dan menarik lainnya, dari dalam dan luar negeri, yang dibahas Djawanews di sini.