Djawanews – Dipa Nusantara (DN) Aidit memang dikenal sebagai pentolan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang namanya selalu mendapat stigma negatif dalam buku-buku sejarah. Namun perlu juga diingat, menjelang Proklamasi DN Aidit ikut terlibat dalam Peristiwa Rengasdengklok.
Peristiwa Rengasdengklok dikenal sebagai peristiwa penculikan terhadap Soekarno dan Hatta oleh kelompok muda revolusioner yang menginnginkan mereka berdua segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Nah, dalam Peristiwa Rengasdengklok tersebut para pemuda yang menculik Soekarno dan Hatta di antaranya Soekarni, Wikana, Chaerul Saleh, dan Aidit.
Soal DN Aidit yang ikut rombongan pemuda di Peristiwa Rengasdengklok dituliskan oleh Sidik Kertapati dalam buku Sekitar Proklamasi 1945.
Tulisan SIdik tersebut, juga diamini oleh sejarawan Ben Anderson yang menyatakan jika apa yang diuraikan Sidik tersebut adalah tulisan mengenai gerakan bawah tanah paling lengkap dalam bahasa Indonesia ( dalam buku Revoloesi Pemoeda, halaman 70).
Sidik menuliskan, Hari masih sore pada Rabu, 15 Agustus 1945, ketika Aidit menyambangi kawan-kawannya, terutama Wikana, di asrama Badan Perwakilan Pelajar Indonesia, Cikini 71. Aidit mengajak mereka menggelar rapat rahasia di kebun jarak Institut Bakteriologi Pegangsaan.
Selanjutnya rapat rahasia baru digelar pada Rabu malam sekitar pukul 19.00 WIB yang dihadiri oleh para pemuda seperti, Aidit, Chairul Saleh, Wikana, Djohar Nur, Pardjono, dan beberapa pemuda lainnya.
Mereka yang hadir dalam rapat tersebut, menurut SIdik sepakat jika Indonesia harus segera memproklamasikan kemerdekaan agar menjadi negara yang berdaulat. Kemudian mereka sepakat membawa hasil rapat kepada Soekarno dan Hatta.
Dalam pertemuan itu, Aidit mengajukan usul yang berpandangan jauh, yaitu agar Bung Karno ditetapkan sebagai Presiden Indonesia yang pertama, tulis Sidik dalam bukunya di halaman 77.
Selanjutnya para pemuda sepakat, mengutus Aidit, Wikana, Suroto Kunto, dan Subadio untuk hasil rapat tersebut ke rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56.
Soekarno dan Hatta tetap alot pada pendiriannya agar tidak terburu-buru memproklamasikan kemerdekaan, hingga pada tanggal 16 Agustus para pemuda menjemput mereka untuk dibawa ke Rengasdengklok.
Selain peran DN Aidit dalam peristiwa Rengasdengklok, baca juga hal-hal unik dan menarik lainnya, hanya di Konten Serba-Serbi Djawanews.