Djawanews – Berakhirnya Operasi Seroja Timor Timur pada tanggal 17 Juli 1976, dengan demikian pula menyatakan jika wilayah Timor Timur menjadi provinsi ke 27 Indonesia.
Operasi Seroja sendiri dimulai pada tanggal 7 Desember 1975 untuk menggulingan pemerintahan Fretilin. Pada awal kependudukan, militer Indonesia menghadapi serangan sengit dari para pemberontakan yang lebih menguasai medan berupa pegunungan.
Dulunya wilayah Timor Timur merupakan bekas jajahan Portugis, hingga Indonesia Merdeka dan Portugis mendirikan kontrol atas wilayah tersebut. Lantas apakah alasan invasi dikarenakan Timor Timur memiliki nasib sama sebagai bekas wilayah jajahan relevan?
Ramos-Horta, mantan Presiden Timor Leste melalui bukunya yang berjudul Funu: The Unfinished Saga of East Timor menuliskan jika berdasakan konstitusi Portugal pra-1974, Timor Timur merupakan provinsi yang ada di luar negeri Portugal.
Tidak hanya Timor Timur, Horta juga menyebutkan “provinsi luar negeri” Portugal lainnya seperti Angola, Cape Verde, Guinea Portugis, Mozambik, Sao Tome, Principe di Afrika, dan Makau di Cina.
Lalu motivasi lainnya Indonesia melakukan invasi di Timor Timur adalah ketakutan akan pengembangan sayap kiri Fretilin yang mengarah membentuk negara komunis di perbatasan Indonesia.
Kekuatan Timor Timur tersebut, menurut Schwarz (1994) dalam A Nation in Waiting: Indonesia in the 1990s, sekaligus membuat pemerintah Orde Baru paranoid. Ada ketakutan kemerdekaan Timor Timur yang dapat memberikan inspirasi kepada wilayah lainnya di Indonesia. Hal tersebut yang kemudian digunakan Indonesia untuk menggalang simpati pada negara barat, terutama Amerika Serikat.
Namun, invasi terhadap Timur Timor selalu ditampilan sebagai masalah persatuan antikolonial. Lantas, pencaplokan Timur Timor menjadi provinsi ke-27, dipercaya sebagai langkah lain dalam penyatuan Nusantara sudah dimulai pada tahun 1940-an. Hal tersebut tertulis dalam buku tahun di 1977 yang diterbutkan Departemen Luar Negeri, dan tidak sedikit yang masih mempercayainya.
Operasi Seroja Timor Timur tidak hanya sekadar operasi militer untuk menyatukan bangsa, namun motif politik sangat kental di dalamnya. Simak artikel selanjutnya terkait Operasi Seroja, hanya di Serba-Serbi Djawanews.