Djawanews.com – Nyai Gowok adalah salah satu fiksi Indonesia yang menceritakan pembelajaran seks kepada lelaki saat memasuki usia remaja. Namun percaya atau tidak percaya hal tersebut memang tradisi masyarakat Jawa di masa lalu.
Meskipun seksualitas di masyarakat Jawa dianggap tabu, tradisi Gowok sendiri mematahkan hal tersebut. Konon Gowok dibawa dari Tiongkok, dan sosok Goo Wook Niang, adalah sosok wanita Tiongkok diyakini membawa tradisi tersebut.
Tugas dari Gowok sendiri adalah memperkenalkan seluk beluk tubuh perempuan kepada perjaka yang beranjak dewasa. Dilansir dari Tirto, budayawan Iman Budhi Santosa dalam bukunya yang berjudul Kisah Polah Tingkah: Potret Gaya Hidup Transformatif (2001), menjelaskan tetang Gowok.
Gowok, tulis Iman, akan bekerja setelah lamaran dari calon pengantin pria diterima. Kemudian, setelah hari pernikahan ditentukan maka kedua keluarga harus bersepakat untuk memilih gowok.
Kemudian setelah kesepakatan terjalin, maka keluarga calon pengantin pria akan menghubungi gowok dan calon pengantin pria diserahkan kepada gowok, dan tinggal di rumah gowok.
Di rumah Gowok, calon pengantin pria akan diajari tentang pelajaran teori maupun praktik perihal seluk-beluk hubungan suami-istri. Atas pelatihan tersebut, diharapkan calon pengantin pria dapat mahir dan mengajari istrinya.
Iman juga berpendapat jika di masa lalu ada profesi gowok di Banyumas, Jawa Tengah. Perannya adalah memberikan pelajaran dan praktik hubungan seks kepada calon pengantin pria.
Gowok sendiri, merupakan wanita dewasa yang berusia 23-30 tahun. Tradisi Gowok ditujukan, agar pria dapat memenuhi kebutuhan materi dan juga kebutuhan batin dari istrinya.
Selain sex education Nyai Gowok di Jawa, baca juga hal-hal unik dan menarik lainnya, hanya di Konten Serba-Serbi Djawanews.