Djawanews.com—Revitalisasi Monas di sisi selatan menjadi ramai diperbincangkan. Pasalnya 191 pohon bernilai jual tinggi ditebang demi pembangun sebuah plaza untuk acara upacara.
Salah satu pohon bernilai tinggi yang ditebang yakni pohon mahoni. Pohon mahoni bisa bernilai 3 jutaan perkubiknya, sehingga tidak heran banyak orang mencurigai adanya jual-beli kayu di antara pemerintah terkait.
Menurut keterangan Pemprov DKI sebagian dari pohon-pohon tersebut akan ditanam kembali di sisi barat sementara yang lainnya akan di simpan. Namun sampai sekarang keberadaan pohon-pohon tersebut masih menjadi misteri.
Mencari Keberadaan Pohon-pohon Terdampak Proyek Monas
Proyek revitalisasi Monas dikerjakan Dinas Cipta Karya, Pertanahan, dan Tata Ruang (Dinas Citata). Dilansir Djawanews dari Merdeka.com, Kepala Dinas Citata DKI Jakarta, Heru Hermawanto, mengatakan pohon-pohon yang ditebang itu disimpan dan akan dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
“Kalau itu biasanya disimpan atau dimanfaatin untuk membuat bangku atau furnitur,” kata Heru.
Namun setelah diklarifikasi pada Unit Pengelola Kawasan (UPK) Monas di mana pohon-pohon itu seharusnya disimpan, hasilnya nihil. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Monas, Irfal Guci, menegaskan belum menerima pohon-pohon yang telah ditebang.
“Belum, belum ada konfirmasi ke kami, masih kami kejar,” kata Irfal ketika ditanya mengenai keberadaan pohon-pohon yang ditebang tersebut.
Selain itu, Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, Suzi Marsitawati, juga tidak tahu mengenai ke mana pohon-pohon tersebut dibawa. Dia pastikan, pohon terdampak proyek di Monas tidak ada di kebun bibit milik Dinas Pertamanan.
Jika memang benar bahwa pohon itu akan dijadikan bangku atau furniture seperti yang dikatakan Heru, para pengusaha mebel di Depok mengaku tidak pernah mendapatkan pesanan bangku atau furnitur dari Pemerintah Daerah Jakarta. Mereka juga tidak mengetahui apakah kayu-kayu yang mereka pakai selama ini berasal dari penebangan pepohonan di Jakarta termasuk kawasan Monas.
Di mana pohon-pohon itu berada sekarang? Hal itu masih menjadi pertanyaan yang menggantung di tengah masyarakat.
Ikuti hal-hal unik dan menarik lainnya, baik dari dalam atau pun luar negeri, yang telah dibahas Djawanews di sini.