Djawanews – Gempa di Jogja pada tahun 2006 tentu membuat trauma banyak orang di Kota Gudeg tersebut. Pada dini hari ini, gempa dengan kekuatan 5,2 SR yang berpusat di barat daya Bantul, Yogyakarta, tidak luput menjadi perhatian.
Gempa tersebut kemudian memunculkan kehawatiran akan lempengan bumi di bawah Pulau Jawa yang bergeser, bahkan ada kehawatiran jika DIY dan Jawa Tengah dapat terpisah akibat gempa tersebut.
Gempa megathrust sendiri merupakan gempa yang berasal dari zona megathrust. Lantas apa zona megathrust sendiri?
Zona megathrust merupakan daerah pertemuan antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Perlu diketahui, berdasarkan cirinya, lempeng bumi dibagi menjadi dua yaitu lempeng samudera dan lempeng benua.
Lempeng benua sendiri lebih tipis dibandingkan dengan lempeng samudera, sehingga apabilan keduanya bertabrakan maka lempeng samudera bisa masuk ke dalam lempeng benua dan menyebabkan gempa besar.
Kemudian, pada zona megathrust sendiri, lempeng samudera dapat masuk ke dalam lempeng benua yang bagian atasnya adalah Pulau Jawa.
Kemudian, berdasarkan kajian dari Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen) yang diterbitkan tahun 2017, zona yang berpotensi memunculkan gempa megathrust di Jawa terletak di tiga lokasi.
Adapun tiga titik zona gempa megathrust tersebut, diantaranya wilayah perairan Selat Sunda, wilayah selatan perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah serta segmen Jawa Timur-Bali.
Kekhawatiran dari netizen jika DIY dan Jawa Tengah dapat terpisah akibat gempa megathrust, memang dapat terjadi. Namun pisahnya daratan, tentunya tidak dapat terjadi dalam satu peristiwa, melainkan membutuhkan waktu lama, ribuan tahun barangkali.
Selain pembahasan mengenaik segmen megathrust dan gempa di Jogja, jangan lupa baca hal-hal unik dan menarik lainnya, hanya di Konten Serba-Serbi Djawanews.