Djawanews.com—Lebaran tidak bisa terlepas dari alat musik tradisinal, bedug. Alunan takbir di setiap masjid atau surau menggema diiringi tabuhan bedug. Namun tidak banyak yang tahu asal-muasal dan cara pembuatan bedug.
Awal Mula Bedug Dibunyikan di Masjid dan Proses Pembuatannya
Alat musik bedug sebenarnya bersal dari Cina dan India. Sejarah kenapa bedug sangat akrab dengan masjid di nusantara tidak terlepaas dari kedatangan Laksamana Cheng Ho di Semarang.
Kedatangan Laksamana Cheng Ho disambut baik oleh Raja Jawa pada masa itu. Ketika Cheng Ho hendak hendak pergi dan hendak memberikan hadiah, raja dari Semarang mengatakan bahwa dirinya hanya ingin mendengarkan suara bedug dari masjid. Inilah awal mula bedug menjadi bagian dari masjid di Indonesia.
Bedug terbuat dari sepotong batang kayu besar, biasanya pohon enau denagn panjang kira-kira satu meter atau lebih. Bagian tengah batang dilubangi sehingga berbentuk tabung besar. Ujung batang yang berukuran lebih besar ditutup dengan kulit binatang sebagai selaput gendang.
Proses pembuatannya terbilang cukup panjang. Pertama-tama kambing atau sapi dikuliti. Kulit hewan yang biasa dibuat sebagai bahan baku bedug antara lain kulit kambing, sapi, kerbau, dan banteng. Kemudian, kulit tersebut direndam ke dalam air detergen sekitar 5-10 menit. Jangan terlalu lama agar tidak rusak.
Setelah itu, kulit dijemur dengan cara dipanteng (digelar) supaya tidak mengerut. Setelah kering, diukur diameter kayu yang sudah dicat dan akan dibuat bedug. Seteleh selesai diukur, kulit tersebut dipasangkan pada kayu bonggol kayu yang sudah disiapkan. Tahap terakhir yakni penyatuan kulit hewan dengan kayu dilakukan dengan paku dan beberapa tali-temali.
Ikuti juga hal-hal unik dan menarik lainnya, dari dalam dan luar negeri, yang dibahas Djawanews di sini.