Djawanews.com—Salah satu tradisi khas warga suku Sasak Lombok, NTB adalah Presean. Presean merupakan seni adu ketangkasan antar Pepadu atau ksatria suku Sasak. Tradisi ini berumur ratusan tahun dan merupakan simbol kejantanan kaum lelaki.
Penyelenggaraan Tradisi Presean di Lombok
Presean dilakukan di arena terbuka yang dikelilingi oleh banyak penonton. Masing-masing pepadu diberikan tongkat rotan (pejalin) sebagai senjata dan ende yang terbuat dari kulit kerbau sebagai tameng. Kemudian diiringan gamelan khas Lombok dua Pepadu bertarung dibawah arahan pakembar sedi (wasit di bagian pinggir lapangan) dan pakembar tengaq (wasit di bagian tengah).
Sebelum bertanding, pepadu mengenakan kain khas Lombok yang diikatkan di kepala dan di pinggang. Dengan arahan pakembar sedi, pepadu akan diberikan instruksi dan doa untuk melancarkan jalannya presean.
Pertarungan biasanya dilakukan dalam 5 ronde dengan durasi 3 menit tiap ronde. Setiap ronde menawarkan aksi yang mendebarkan. Pukulan yang dihasilkan bisa membuat pepadu mengalami luka di bagian badan, bahkan bisa membuat luka bocor di kepala. Jika sudah begitu, presean akan dihentikan dan diganti dengan pepadu lainnya.
Tradisi Presean awalnya merupakan ekspresi kegembiraan para prajurit setelah bertempur di medan perang. Presean juga dilakukan Suku Sasak (suku asli Lombok) untuk meminta hujan pada bulan tujuh kalender Sasak. Namun, seiring berjalannya waktu, presean menjadi pertunjukan yang hadir untuk mengisi perayaan kesenian dan kebudayaan di wilayah Lombok.
Ikuti juga hal-hal unik dan menarik lainnya, dari dalam dan luar negeri, yang dibahas Djawanews di sini.